#24 : Uncomfortable

522 54 6
                                    

2 minggu kemudian...

Tok tok tok

"Tuan putri, anda didalam?" Ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Athanasia, biasanya itu Louise, tapi sekarang Lilian.

"Iya, masuklah Lily." Jawab Athanasia yang tengah membaca buku sembari memakan cookies.

Ceklek

Tap tap tap

"Ada apa?" Tanya Athanasia pada Lilian.

"Yang mulia mengundang anda untuk minum teh bersama." Jawab Lilian tersenyum.

"Bersama Jennette?" Ucap Athanasia.

"Benar, juga bersama Duke dan Duke muda Alpheus." Jawab Lilian.

"Baiklah, aku pergi dulu, Lily tidak perlu mengantarku." Ucap Athanasia lalu dibalas anggukan oleh Lilian, Athanasia menutup bukunya lalu berjalan pergi menuju istana Garnet.

Setelah Athanasia berada di Obelia, Claude setiap hari mengundang Athanasia untuk minum teh bersama, terkadang Jennette juga ikut, namun ini pertama kalinya Duke Alpheus dan Ijekiel ikut minum teh bersama.

"Berarti ini pertama kalinya aku dan Ijekiel bertemu setelah sekian lama." Gumam Athanasia.

Kini Athanasia sudah berada di taman istana Garnet, terlihat disana ada Duke Alpheus dan Ijekiel, lalu Jennette yang entah sedang berbicara apa dengan Claude.

"Tuan putri, anda sudah datang." Ucap Felix yang pertama kali menyadari kedatangan Athanasia.

Athanasia disambut dengan berbagai tatapan, tatapan terkejut dari Duke Alpheus dan Ijekiel, juga tatapan datar dari Claude dan Jennette.

"Duduklah, Athanasia." Ucap Claude.

"Terima kasih." Jawab Athanasia lalu duduk di kursi dekat Claude dan Ijekiel.

Ekspresi Ijekiel yang terkejut terlihat jelas di wajahnya, Athanasia yang menyadari itu lalu tersenyum pada Ijekiel, membuat Ijekiel tersadar dan menunduk dengan wajahnya yang memerah.

"Sajikan tehnya." Ucap Claude pada pelayan.

Para pelayan pun menuangkan teh di cangkir Jennette dan yang lainnya, namun itu bukan teh lippe kesukaan Athanasia.

"Bisakah berikan aku teh lippe saja?" Ucap Athanasia pada pelayan yang hendak menuangkan teh pada cangkir Athanasia.

"Baik, tuan putri." Jawab pelayan itu lalu menuangkan teh lippe pada cangkir Athanasia.

"Pergilah." Ucap Claude pada para pelayan.

Kini ditaman hanya ada Athanasia, Claude dan Felix yang ada dibelakangnya, lalu Jennette, Roger, dan Ijekiel.

"Papa, guru privat Jetty mengatakan bahwa Jetty belajar lebih cepat dari orang-orang seumuran Jetty." Ucap Jennette pada Claude.

"Tuan putri Jennette memang sangat pintar, persis seperti yang mulia." Ucap Roger tersenyum.

"Tidak kok, biasa saja, daripada aku, bukankah Ijekiel lebih pintar? Dia selalu dapat peringkat pertama di akademi." Jawab Jennette lalu tersenyum pada Ijekiel.

"Ijekiel memang pintar, mirip seperti saya." Ucap Roger tersenyum lebih lebar.

"Pft." Athanasia yang sedang meminum teh lippe lalu mendengar ucapan Roger itu tidak bisa menahan tawanya, bahkan terlihat bahwa Ijekiel juga sedang menahan tawa.

"Kamu baik-baik saja, Athanasia?" Tanya Claude sedikit khawatir.

"Saya tidak apa-apa, hanya saja saya tidak tahu kalau tehnya masih panas." Jawab Athanasia dengan tubuhnya yang gemetaran karena menahan diri agar tidak tertawa, membuat Roger dan Jennette tidak nyaman.

Change Destiny || WMMAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang