#26 : A Princess's Job

462 49 8
                                    

Keesokan harinya

Setelah selesai menikmati pertunjukan kembang api, Athanasia, Ijekiel, dan Jennette langsung kembali ke istana karena sudah kelelahan, Ijekiel pergi ke istana Emerald bersama Jennette karena Duke Alpheus ada disana, sedangkan Athanasia diturunkan didepan gerbang istana Ruby oleh kusir.

Ijekiel tidak mengatakan apa-apa saat itu, dia hanya diam saja dan tidak mengucapkan selamat tinggal pada Athanasia, seakan-akan Ijekiel mencoba untuk menghindari Athanasia.

Athanasia kini tengah duduk didepan meja rias di kamarnya, rambutnya sedang di sisir oleh Lilian.

"Tuan putri ingin gaya rambut seperti apa?" Tanya Lilian sembari menyisir rambut Athanasia dengan lembut.

"Yang sederhana, dan nyaman." Jawab Athanasia yang tengah memainkan perhiasan miliknya.

"Baiklah." Ucap Lilian.

Athanasia mengambil anting-anting miliknya lalu menaruhnya kembali kedalam kotak perhiasan, Athanasia melakukan itu agar tidak bosan saat rambutnya tengah ditata.

Athanasia melihat ke samping kotak perhiasan miliknya, ada sebuah kotak kecil yang juga berisi aksesoris, ia membawa lalu membuka kotaknya, sebuah kalung dengan permata berwarna merah muda sederhana, kalung pemberian Ijekiel semalam.

'Saya menyukai anda.'

Athanasia mengingat perkataan Ijekiel, perkataannya masih terngiang di telinga Athanasia, membuat Athanasia tidak nyaman dan menggelengkan kepalanya.

"Tuan putri, tolong jangan banyak bergerak, nanti berantakan." Ucap Lilian.

"Ah, maaf." Jawab Athanasia, lalu ia menutup kembali kotak berisi kalung dengan permata merah muda itu dan menaruhnya kedalam laci.

Tok tok tok

Ceklek

"Tuan putri." Ucap seseorang yang masuk ke kamar Athanasia dan menghampirinya, itu Hanna.

"Ada apa Hanna?" Tanya Lilian yang baru selesai menata rambut Athanasia.

"Tuan kesatria datang, katanya yang mulia memanggil tuan putri." Jawab Hanna.

'Hm? Ngapain?'

"Kebetulan tuan putri baru selesai berias, jadi putri bisa pergi sekarang." Ucap Lilian tersenyum.

"Kalau begitu aku pergi ya." Ucap Athanasia beranjak dari tempat duduknya lalu meninggalkan Lilian dan Hanna.

"Selamat bersenang-senang, tuan putri." Ucap Lilian dan Hanna.

'Bersenang-senang apanya!?'

Tap tap tap

Athanasia kini tengah berjalan di koridor istana Ruby, banyak ruangan baru yang belum Athanasia kunjungi karena ia tidak begitu peduli.

Setelah sampai di luar istana Ruby, terlihat ada beberapa kesatria yang tengah mengobrol dengan Felix.

"Felix." Panggil Athanasia sembari menghampiri Felix.

"Tuan putri, selamat siang." Jawab Felix yang langsung menoleh ketika dipanggil oleh Athanasia lalu tersenyum, para kesatria disampingnya juga memberi salam pada Athanasia lalu pergi.

"Kenapa yang mulia memanggilku?" Tanya Athanasia tidak menjawab sapaan Felix.

"Anda akan tahu setelah menemui yang mulia." Jawab Felix tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu ayo." Ucap Athanasia lalu meninggalkan Felix.

Setelah Athanasia berjalan beberapa langkah, barulah Felix mengikuti Athanasia dari belakang, seperti seorang pengawal pribadi.

Change Destiny || WMMAPWhere stories live. Discover now