11 - Pacar?

74K 8.9K 547
                                    

◌⑅⃝●♡⋆🦋HAPPY READING🦋⋆♡●⑅◌




*****

Seminggu setelah kepergian kedua orang tuanya, Ellie belajar untuk bisa mengikhlaskan dan hidup dengan apa adanya. Gadis itu berisikeras untuk tidak lagi memikirkan kesedihan dan mencoba untuk memiliki kesibukan yang membuatnya lupa akan Tama dan Fiona sesaat.

Seperti saat ini, Ellie tengah membersihkan gudang rumah yang sudah ia huni satu tahun. Gudang ini jarang dibuka, mungkin hanya Tama yang selalu menyimpan sesuatu di dalamnya.

Dengan baju hitam polos oversize yang menenggelamkan hotpants denimnya, dan rambut yang digerai sehabis keramas. Ellie menatap bingung pada kotak kecil yang ia temukan di dalam laci meja yang tampak rapuh.

Kotak kayu berukuran kecil dengan lapisan besi berukiran sebuah hiu Megalodon bergigi tajam dan pedang yang menusuk perutnya, membuat Ellie meniup debu yang membaluti kotak itu supaya melihat detailnya lebih jelas.

Sampailah ia menemukan tombol kecil di balik kotak. Ellie dengan penasaran memencet tombol tersebut. Seketika kotak lusuh itu terbuka otomatis, menampakkan sebuah kunci bewarna emas.

Ellie terdiam sesaat. Otaknya berusaha berputar untuk menemukan jawaban atas kunci di hadapannya itu.

Ddrrtt .... Ddrrtt

Gadis itu merogoh saku hotpants denim yang ia pakai. Dilihatnya tampilan layar ponsel yang menunjukkan sebuah panggilan telepon masuk. Tanpa pikir panjang, Ellie segera menerimanya.

"Good moorning, Nona."

"Alfred? Good moorning too."

"Ah, bagaimana kabarmu? I'm sorry for not being able to accompany you during these difficult times. Aku turut berduka cita, Nona. Aku juga merasa sangat-sangat kehilangan sosok penyelamatku."

Ellie menghela nafas. Ia meletakkan kotak tadi di atas meja, lalu ia menyandarkan punggungnya ke tembok.

"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja, Alfred."

"Syukurlah. Aku ingin mengatakan bahwa akhir pekan aku akan datang ke Jakarta untuk membacakan surat wasiat dari almarhum tuan Tama."

"Baiklah, aku akan menyambutmu dengan senang hati," tutur Ellie. Tangannya kirinya kini bergerak untuk mengambil kunci yang ia ambil dari kotak tadi. Ia baru saja mengingat sesuatu.

"Alfred, saat nanti kamu datang jangan lupa membawa mobil Hypercar Hennessey Venom F5 dan motor Kawasaki Ninja H2 milikku yang ada di Amerika, ya?"

"Kau membutuhkannya, Nona? Untuk apa?"

"Jangan penasaran. Ini rahasia," ujar Ellie, terkekeh. "Dan jangan lupa juga, cari sebuah kotak besi berukiran Megalodon yang ada di dalam kamar ayahku."

"Kenapa kau tidak ke Amerika saja?" tanya Alfred. "Ini kan, hari liburmu."

"Lain waktu."

"Baiklah. Aku tidak akan penasaran untuk apa semua itu. Tapi ada sesuatu yang harus kita bicarakan saat aku datang nanti."

BRATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang