16 - Kecupan

72.3K 8.1K 108
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Tiba di Jakarta, Ellie dikagetkan dengan kehadiran Alfred di depan rumahnya. Pria dengan baju formal tersebut tengah duduk sembari menikmati secangkir kopi yang sepertinya dibuatkan oleh bi Atun.

"Alfred? When are you coming here?"

Alfred mendongak. Pria berusia 25 tahun itu langsung berdiri menyambut kehadiran Ellie. Senyumnya mengembang lebar.

"Hei, Nona. I really miss you." Pria itu membuka kedua lengannya lebar-lebar kehadapan Ellie. Sejenak Ellie menatapnya, lalu terkekeh dan langsung memeluk tubuh Alfred erat.

"Seharusnya aku yang menyambutmu datang, kenapa malah jadi kamu?" ujar Ellie yang tenggelam di dada bidang Alfred.

Alfred tersenyum. "Ini namanya kejutan, Nona."

"Kejutan katamu?" Ellie mendengkus geli. "Katakan, kapan kamu datang? Katamu akhir pekan?"

Alfred mengurai pelukannya. Ia menatap Ellie yang lebih pendek. "Sepertinya tiga hari yang lalu?" kata pria itu membuat Ellie cengo.

Itu berarti saat dirinya berangkat ke Bali lalu Alfred datang ke rumah.

"Kenapa tidak menelponku?" Meskipun Alfred umurnya lebih tua dari Ellie, tetapi pria itu membiarkan Ellie memanggilnya hanya dengan sebutan nama. Dirinya tidak mau dipanggil dengan embel-embel kakak atau mungkin paman?

"Aku tidak mau membuatmu yang sedang liburan malah memikirkanku di sini."

Ellie mendelik. "Lalu, selama itu kamu tinggal di mana?"

"Di rumahmu. Tidak masalah, kan?"

"Ya ya ya, kamu bebas tinggal di sini. Tapi setelah ini carilah hotel, Alfred. Di sini berbeda dengan Amerika."

"Apa? Apa yang berbeda, Nona?"

Ellie masuk ke dalam rumah diikuti Alfred yang bersedia membawa kopernya.

"Aku akan menjadi bahan gosip tetangga kalau tinggal bersama pria asing. Bahkan bisa lebih dari sekedar gosip."

Alfred yang mendengar manggat-munggut. Alfred ini asli keturunan Amerika, sedangkan Ellie blasteran Indonesia dan Amerika. Alfred bisa berbahasa Indonesia karena Tama yang mengajarinya.

"Nona, aku sudah membawa mobil dan motormu kemari. Mereka sudah ada di garasi."

Ellie menoleh dan mengangguk. "Kotaknya?"

"Ada. Aku menyimpannya di kamar tamu. Sebenarnya apa isi kotak itu, Nona? Aku pernah mencoba untuk membukanya, tetapi kotak itu terkunci."

"Do you really want to know?" tanya Ellie dengan senyum menggoda.

Alfred mengangguk semangat. "I really want to!"

Ellie terkekeh. Gadis itu berbalik membelakangi Alfred dengan senyum perlahan pudar berganti raut datar. Ia melepas cardigan yang ia pakai, lalu menyampirkannya pada punggung sofa.

BRATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang