13 - Bali

66.1K 8.3K 531
                                    

Happy Reading, Bestiee🦋

*****

Setelah menempuh perjalanan hingga dua jam dari Jakarta ke Bali, akhirnya mereka tiba di sebuah villa yang sudah dipesan dari hari-hari sebelumnya.

"Gays, di villa ini ada tujuh kamar dengan masing-masing kamar mandi di dalemnya. Jadi kita tidurnya sendiri-sendiri ya," ucap Berta memberitahu sembari menggeret koper.

Ellie cengo mendengar itu. "Maksud lo, kita satu villa sama mereka juga?" tanya Ellie. Mereka yang ia maksud adalah anggota inti geng Zelvaros.

Berta mengangguk. "Jelas dong," jawabnya santai.

Ellie masih tidak mengerti. Bagaimana bisa mereka satu villa padahal Berta hanya mengajak dirinya dan Silva. Apakah Berta sudah merencanakannya tanpa diketahui Ellie? Lalu ada hubungan apa Berta dengan para kakak kelasnya itu. Mereka sudah terlihat akrab.

Ellie baru ingin kembali bersuara, tetapi dirinya lebih dulu didorong oleh Silva agar memasukki kamar.

"Udah, komplainnya nanti aja. Sekarang lo mending istirahat," kata Silva tersenyum lebar.

Ellie mendengkus pelan, lalu Silva berjalan menuju kamar di sebelahnya. Tak ada yang bisa Ellie lakukan kecuali meletakkan kopernya di samping kasur. Fasilitas villa yang ia tempati sangat lengkap. Bahkan kamarnya membuat Ellie bisa secara langsung menatap hamparan pasir putih dan pantai biru.

Ellie melangkah mendekati dinding kaca. Gadis itu menatap luas indahnya bagian pantai yang bisa ia pandang dari kamar. Ah, dirinya jadi tidak sabar menapakki kaki di pasir putih itu.

Sekarang ia beralih melihat seisi kamarnya. Kasur king size dengan kamar mandi di dalam kamar. Tak lupa juga terdapat TV LED dan kulkas. Bisa Ellie pastikan, villa yang Berta sewa sangat mahal. Apalagi untuk tujuh orang. Fasilitas kamar ini tidak berbeda jauh dari kamar Ellie di rumah.

Setelah membongkar kopernya dan memasukkan baju yang ia bawa ke dalam lemari. Ellie memilih untuk berbaring di ranjang sembari menatap langit-langit kamar.

Tok! Tok! Tok!

"Ellie! Keluar, yuk!" Itu suara Berta. Ellie sontak bangkit dan membuka pintu yang sempat ia tutup.

"Gue nanti aja, masih capek soalnya," tutur Ellie melihat tak hanya Berta yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya. Melainkan juga dengan Silva, Rudy, Ares dan Rigel, tanpa Ethan.

"Yah, yaudah kita ke pantai dulu. Nanti kalo udah gak capek nyusul ya. Di sini masih ada kak Ethan, kok," ucap Berta lagi. Ellie hanya mengangguk.

"Hati-hati lo, Ethan bahaya," celetuk Rudy menakut-nakuti.

"Yoi, mending lo di kamar aja, diterkam Ethan bisa mampus loh," tambah Ares. Berta sontak mencubit perut cowok itu membuat Ares memekik lalu terkekeh.

"Nggak kok, Ethan baik. Gak usah takut," ralat Ares.

"Yaudah, ayok!" seru Silva tak sabaran. Mereka akhirnya keluar dari villa dan menuju ke pantai.

Ellie hanya mendengkus pelan. Ia memilih ke dapur untuk mengambil air minum. Saat dirinya sudah masuk, matanya tanpa sengaja mendapati punggung seseorang yang tengah duduk sembari menelungkupkan kepalanya di atas meja.

BRATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang