40 - MINDFUL

41K 5.7K 1.3K
                                    

Kalian bisa baca ulang part sebelumnya kalo lupa alur yaa🫶🏻🧸

****

Ravin, pak Jeffrey dan anggota ZELVAROS kini tengah berdiri di depan ruangan UGD menanti seorang dokter yang tengah menangani Ellie. Sudah hampir satu jam lamanya mereka tak mendapati tanda-tanda dokter akan keluar dari sana, tetapi mereka sama sekali tak berniat meninggalkan tempat ini.

Ares menggumamkan banyak doa dengan kepala yang menunduk dalam sembari tangannya menutupi wajah. Tak banyak juga dari lima belas anggota ZELVAROS yang kini juga ikut berdoa. Bahkan Ethan ikut menggenggam kedua tangan itu, merapalkan doa meminta Ellie agar selamat.

Ceklek!

Sontak mata mereka langsung tertuju pada pintu ruangan yang terbuka menampilkan sosok pria paruh baya yang berprofesi sebagai seorang dokter dan sosok wanita yang berperan sebagai suster.

"Dokter, bagaimana kondisi siswi saya?" tanya pak Jeffrey langsung.

Dokter yang memiliki nama Darma Wijaya itu menatap pak Jeffrey sebentar. "Pasien kehabisan banyak darah dan kami membutuhkan pendonor sekarang," jawab dokter Darma yang berhasil membuat mereka semua tercengang mendengar itu.

"Jika tidak ada pendonor, kemungkinan besar nyawa pasien tidak akan bisa diselamatkan karena kami juga kehabisan kantong darah yang cocok."

"Apa golongan darahnya, Dok?" sahut Rigel setelah terdiam.

"Golongan darah pasien A. Apakah di antara kalian ada yang memiliki golongan darah tersebut?"

Beberapa anggota ZELVAROS menggeleng karena merasa bahwa golongan darah mereka tidak sesuai dengan golongan darah Ellie. Bahkan pak Jeffrey dan Ravin pun juga sama.

"Saya. Golongan darah saya A, Dok." Ethan mengangkat tangan membuat mereka semua menatapnya.

"Apa kamu mau mendonorkan darahmu?"

Ethan mengangguk yakin. "Saya mau dan saya siap."

"Baiklah, Suster, bawa dia ke ruangan," titah dokter Darma pada suster yang menemaninya.

Ethan langsung dibawa untuk memasuki ruangan agar diperiksa terlebih dahulu kondisi kesehatannya sebelum melakukan transfusi darah yang akan didonorkan untuk Ellie.

Keselamatan nyawa Ellie begitu penting saat ini. Meskipun belum mengenal Ellie lama, Ethan sudah menganggap gadis itu sebagai adiknya setelah Berta.

****

"Harus bertahan."

"Masih banyak yang harus lo capai, Brata. Jangan berhenti bernafas."

"Lo kuat, gue yakin itu."

"Brata, jangan tinggalin Ellie. Dia butuh kamu."

"Kak Brata! Jangan tinggalin gue!"

"Ta, lo bilang jangan pernah berhenti di tengah jalan karena ada kebahagiaan yang harus kita jemput, kan?"

"Penuhi janji saya, Brata."

"Brata, Tante berharap kamu bisa bawa Ellie bahagia."

Ruangan putih tanpa sudut itu bagaikan tempat yang menyiksa bagi seorang laki-laki yang kini menutup telinganya rapat-rapat. Arah pandangannya terlihat sangat bingung. Kenapa banyak sekali suara orang-orang yang memenuhi tempat ini?

"Kak Brata ...."

Lelaki itu menengok ke kanan. Tapi sama sekali tak menemukan siapapun. Begitu juga ke arah kiri, sama saja. "Ellie?"

BRATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang