19 - B'day

64.2K 9K 589
                                    

Makasih atas 5k pembaca sebelum genap sebulan. I'm cry😭

Jangan lupa tinggalkan komentar di setiap paragraf, bestiee!

HAPPY READING🦋

****

Ellie menghabiskan waktu di pemakaman sangat lama, bahkan hari hampir malam. Dan Brata dengan setia menunggunya dari kejauhan meskipun berulang kali cowok itu merasakan pusing dan tubuhnya lemas akibat sakit yang ia biarkan.

Brata yang melihat Ellie sudah masuk ke dalam rumah dengan selamat langsung saja menghidupkan mesin motornya. Langit semakin gelap, bahkan seragam sekolahnya belum ia ganti.

Dengan kepala pusing dan suhu badan yang panas, cowok itu berusaha untuk fokus dan seimbang dalam menyetir. Tetapi belum lama ia memutar balik stang motornya, netranya tak sengaja melihat sebuah motor sport putih dengan si pengendara yang duduk di atas motor tersebut.

Brata mendesis. Ia hafal motor itu. Lantas dirinya tak jadi pulang, ia lebih memilih menghampiri musuh yang tak jauh dari pandangan mata.

Cowok dengan balutan hoodie hitam dan masker senada itu menatap Brata yang semakin mendekat. Ia menyeringai lebar, lantas turun dari motor.

"Wow, udah bebas ternyata," sindir cowok itu mendekati motor Brata yang sudah berhenti di hadapannya.

Brata melepas helm yang ia gunakan. Tak mau repot-repot turun, ia menatap dingin cowok yang berhasil membuatnya terjerumus ke dalam jeruji besi selama enam bulan.

"Lo punya motto apa, Brengsek?!"

Alenzio menaikkan satu alisnya tak mengerti. Mengapa rivalnya ini tiba-tiba murka?

"Selain lo jerumusin gue ke narkoba. Tepat tiga Minggu yang lalu, lo kan yang berhasil ngebunuh pasangan suami istri dengan cara jatuhin mobil mereka ke jurang?!" Brata bangkit. Ia langsung mencengkram kuat hoodie yang dikenakan Alenzio.

Beberapa hari yang lalu Brata berhasil mencari tahu geng mana yang dimaksud para warga yang menjadi saksi dari kegaduhan jalanan sebelum kecelakaan Tama dan Fiona. Tetapi warga tersebut hanya memberitahunya bahwa pemimpin geng itu memakai motor putih dan lambang jaket bergambar harimau. Dan Brata yakin yang dimaksud adalah Alenzio. Si ketua dari geng TREVICKS. Geng yang berisi anak-anak kuliahan.

Alenzio kini mengerti. Lantas ia langsung membogem mentah rahang Brata membuat Brata yang sudah kuat pertahanan hanya menolehkan kepala.

"Lo berani tuduh gue?!"

"Bukan tuduhan, tapi itu kebenaran!" desis Brata tajam.

Alenzio tertawa. "Apa lo punya bukti, ha?" Belum sempat Brata menjawab, Alenzio kembali membogem rahang Brata bertubi-tubi hingga membuat sudut bibir Brata sobek dan mengeluarkan darah. Cowok itu seolah tak mau Brata melanjutkan ucapannya. Takut jika ia semakin terintimidasi.

Brata terhayung, tetapi cowok itu kembali mencoba seimbang. Nafasnya memburu, kepalanya semakin pusing. Saat ini kondisinya sedang tidak baik.

"Jawab gue. Siapa yang nyuruh lo?!" Brata menatap Alenzio penuh intimidasi.

Alenzio tidak mau menjawab. Dan itu berhasil membuat Brata emosi. Tampang musuhnya ini sangat menjijikkan karena penuh dengan kejahatan dan kemunafikan.

"Brata-Brata. Kenapa lo gak bales gue? Lupa caranya berantem?" Alenzio tersenyum. Lagi-lagi ia tak mau menjawab pertanyaan Brata.

Brata menyeringai kecil, lama-kelamaan semakin lebar. Kini mata birunya menggelap, Alenzio benar-benar sudah membangkitkan separuh sisi iblisnya.

BRATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang