42 - HONESTY REVEALED

41.6K 6.4K 2.2K
                                    

HALLO, AKU UPDATE NIH!

HAPPY READING, CINTAAA💘

HAPPY READING, CINTAAA💘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ellie duduk di kursi pantry dengan tenang sembari menikmati secangkir teh hangat yang tadi ia buat sendiri. Malam ini rumahnya terasa sepi akibat pak Anto dan bi Atun izin keluar berkunjung ke rumah saudaranya yang sakit.

Ellie memijat kepalanya pelan merasa pusing. Ia tidak pernah berfikir jika hidupnya akan sesepi ini. Mungkin jika tidak ada pak Anto dan bi Atun yang bekerja di rumahnya, hidup Ellie akan lebih terasa seperti anak yang sebatang kara.

"Nona!"

Hampir saja Ellie tersedak teh hangatnya itu ketika tiba-tiba sosok Alfred datang tanpa mengetuk pintu ataupun memencet bel. Gadis itu melirik Alfred tajam, dan meletakkan cangkir tehnya di atas meja.

"Mana sopan santunmu, hah?"

Alfred yang melangkah menghampiri Ellie terlihat menggaruk tengkuknya sembari menyengir. Ia kini menarik kursi di hadapan Ellie, dan duduk di sana.

"Maaf, Nona. Aku hanya ingin memberimu kejutan."

"Kejutan yang hampir membuat orang mati tersedak maksudmu?" kata Ellie membuat Alfred terkekeh.

"Nona, aku sudah meminta maaf bukan?"

Ellie hanya menghela nafasnya dan terlihat bodo amat. Kembali meminum teh hangatnya karena hanya minuman hangat itulah yang bisa membuat pusingnya reda.

"Ada apa? Kenapa kau datang kemari?" tanya Ellie melirik Alfred dengan ekor matanya.

Alfred mengetuk-ngetuk meja pantry dengan jari tangan. Ia nampak melihat suasana rumah Ellie yang terasa begitu sepi. "Aku hanya ingin menemanimu di sini. Kau tau? Bi Atun yang memberitahuku jika kau di rumah sendirian."

Ellie manggut-manggut. Sebelum benar-benar meninggalkan Ellie tadi, bi Atun juga mengatakan bahwa wanita paruh baya itu sudah menghubungi Alfred. Tapi Ellie hanya tak menyangka jika Alfred akan benar-benar datang.

"Ah ya, Nona. Aku ada sesuatu untukmu," ucap Alfred terlihat menggeledah saku jas kerjanya di bagian dalam. Lalu pria itu mengeluarkan satu buah kertas yang didesain sangat indah.

Ellie yang melihat itu mengerutkan alisnya bingung. Namun, tangannya tetap meraih kertas yang Alfred berikan.

"Undangan?" beo Ellie setelah membuka lipatan kertas itu.

"Ya. Perusahaan Jacob's Group dua Minggu lagi akan merayakan ulang tahun yang ke 7 dari perusahaan itu berdiri. Mereka mengundangmu sebagai penerus Geotama JP Group untuk datang dan ikut merayakan kemeriahannya."

Ellie tampak bergeming. "Tapi kurasa ini tidak terlalu penting."

"Bagimu mungkin tidak penting, tapi bagi mereka sangat penting. Kau tahu, Geotama JP Group lah yang dulu berhasil membantu Jacob's Group untuk berkembang. Maka dari itu, perusahaan ayahmu sangat berdampak bagi mereka."

BRATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang