5. Pancake rasa vanila

15.8K 1.5K 768
                                    

He kissed me.





























Bang Jay is kissing me now.






























HE FUCKING KISS MY LIPS!!!!
















"B-bang.. bentar.." sela Jungwon pada Jay yang baru saja melepaskan tautan mereka sedetik untuk menghirup udara seperlunya. Belum sempat Jungwon berbicara melanjutkan yang akan ia katakan, Jay sudah membungkamnya lagi dengan ciuman yang dalam.

Fuck.

Jay menyentuh rahang Jungwon dan mengelusnya lembut. Membuat Jungwon kembali terlena dan tak berniat melanjutkan ucapannya. Ia dengan gemetar menggenggam telapak Jay yang masih teranggur sementara tangannya yang  lain meremat pundak sang kakak tingkat.

Shit.

It's hot.

Ciuman itu berlangsung cukup lama hingga keduanya kehabisan napas dan terpaksa melepaskan kembali bibir mereka. Jelas tercetak benang saliva tipis yang terputus sesaat setelah mereka cukup berjarak. Bibir tipis Jay membengkak merah, Jungwon pun tak kalah merahnya dengan Jay. Malah, ia memerah semuka-muka.

Jay memajukan tubuhnya lagi, hendak mencium Jungwon. Tapi refleks, si adik tingkat memundurkan kepalanya menjauh. "Bang.." lirihnya waspada.

"Won.." panggil Jay dengan lembut. Ia menggenggam tangan Jungwon dengan erat. Ia satukan kedua telapak tangan yang berkeringat itu dengan tangan dinginnya.

Jungwon masih berusaha mencerna apa yang terjadi saat itu. Ia gemetar bukan main. Entah karena ia shock atau memang ada suatu hal lain dalam dirinya yang ia sendiri belum pahami. Ia memundurkan posisinya, bergeser lebih jauh dari Jay.

Jungwon melepas tautan tangan mereka dan menggosok tangan berkeringatnya sendiri. "Sorry, Bang.." lirihnya sangat pelan. Jungwon tidak bisa berpikir selain kata maaf dan maaf.

Jay sedikitnya mulai sadar. Ia berdeham dan bergeser membetulkan posisi duduknya dengan canggung. Shit, umpatnya pada diri sendiri.

"Won—"

"Gue bingung banget sekarang Bang, gue nggak ngerti."

Jay menghentikan kalimatnya saat mendengar suara bergetar Jungwon. Si adik tingkatnya itu tidak berani menatap. Ia menunduk sambil memainkan jemarinya yang berkeringat.

"Gue juga, Won."

Kali ini keduanya memberanikan diri saling menatap. Seolah terjadi sebuah slow motion diantara keduanya, Jay kembali mendekatkan dirinya pada Jungwon. Meraih kedua telapak si pria manis yang berhasil mengisi hari-harinya selama beberapa bulan itu.

Jay mengecup punggung telapak Jungwon. "Tapi gue suka ngehabisin waktu sama lo."

Jungwon masih gemetar, bingung akan apa yang ia rasakan sekarang, ia memilih bungkam dan memperhatikan setiap perlakuan sang kakak tingkat.

"I knew it's sounds weird. Gue nggak pernah sesayang ini sama seseorang, sama cowok."

Jay menaikkan pandangan dan menghela napas cukup panjang. Ia mempererat genggamannya pada telapak Jungwon. Mata elangnya menatap lembut mata cantik milik lawannya.

bromance : jaywon [✓]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora