7 - manja

5.1K 310 33
                                    

"Kok kamu masih di kasur? Katanya kelas sore, Yang?" tanya Jay selepas ia mendapati kekasih manisnya itu sedang tergeletak di atas kasur mereka.

Seingatnya, sebelum Jay berangkat kerja pagi tadi, Jungwon mengatakan ia ada kelas susulan sore ini. Lalu mengapa sekarang prianya itu masih di atas kasur? Jungwon bukan tipe ngaret, terlebih ia sedang mengejar hari-hari akhir S2nya.

Jay mendekat, ia mengusak kepala Jungwon lalu mengecup pipinya dengan lembut, "Yang? Kamu nggak lupa kelas kan?" tanya Jay lagi. Ia melepas jasnya, lalu melonggarkan dasi panjang yang ia kenakan seharian ini.

"Pusing, Bang. Aku mau skip dulu." cicit Jungwon. Jay menaikkan alis, "Gimana? Aku nggak denger." ulangnya dengan bingung.

Jungwon mendongakkan kepalanya, sekarang nampaklah wajah lesu dengan semburat kemerahan itu, "Pusiiiiing.. Jangan banyak tanya deh." ucapnya dengan nada memelas.

Jay langsung menyentuh dahi Jungwon, "Kok? Tiba-tiba? Kenapa nggak bilang kalau sakit pagi tadi, Yang?" panik pria Park.

Jay langsung menyibak selimut Jungwon dan mendapati pakaian kekasihnya itu cukup basah dengan keringat. Di cuaca sedingin ini, Jungwon bersuhu terlalu panas.

"Dingin tahu!" sentak Jungwon kesal. Ia menarik kembali selimutnya lalu menenggelamkan diri.

Jay menghela napasnya, "Akhirnya tukang ngambis satu ini sakit juga. Makanya kamu itu jangan sering begadang! Sekarang sakit kan? Rasanya nggak enak kan?"

Jungwon yang sudah pusing lalu ditambah celotehan Jay pun semakin kesal, ia melongokkan kepalanya lagi dengan wajah tertekuk, "Bacot, anjing!" serunya keras sebelum menutup dirinya kembali.

"Tuh ya.. kasar banget." desis Jay dengan memijit pelipisnya.

Jungwon tak menggubris, ia betulan sudah lelah sekali walau tak melakukan apapun. Kepalanya pusing, ia merasa sangat dingin namun keringatnya bercucuran tak mau berhenti. Saat mulai berpikir, ia merasa sedikit menyesal telah mengumpati Jay barusan.

Jungwon menyibak kepalanya lagi, namun Jay sudah tak ada di kamar. Ia menghela napas, saat-saat seperti ini otaknya sedang tak sinkron. Jay adalah satu dari segelintir korban amukannya.

"Ah, anjing banget!" umpat Jungwon sekali lagi. Ia segera bangkit dari kasur walau dengan perasaan yang risau. Jungwon melangkah perlahan keluar dari kamar dan mencari Jay untuk segera meminta maaf.






















"Ngapain kamu jalan-jalan? Nanti makin pusing."

Jungwon menemukan kekasihnya di area dapur apartemen mereka. Coba tebak apa yang pria bucin itu lakukan?

"Ini aku buatin bubur sama minuman hangat, kamu di kamar aja, Won.." sambung Jay dengan senyuman.

Begitu mahirnya pria Park untuk menambah rasa bersalah Jungwon.

Pria manis itu perlahan mendekat, Jay sendiri membiarkan kekasihnya bertindak. Tiba-tiba saja Jungwon sudah menempel padanya. Ia melingkarkan kedua lengan pada pinggang Jay, lalu menempel di balik punggung Jay pula.

"Maaf.." ucapnya teredam karena wajahnya ia tenggelamkan di punggung Jay.

Jay dapat merasakan suhu tubuh kekasihnya yang memang di atas rata-rata. Dengan lembut ia menepuk lengan Jungwon, "Nggak papa, aku yang salah malah bawelin kamu tadi." ucap Jay berusaha menenangkan, ia jelas paham arti kata Maaf dari pria manis itu terkait umpatannya beberapa menit lalu.

"Nggak usah masak, delivery aja. Kamu juga baru pulang kerja." lanjut Jungwon dengan suara mendayu.

Jay tersenyum, ia melepas pelukan Jungwon lali berbalik dan kini ia yang memeluk prianya itu.

bromance : jaywon [✓]On viuen les histories. Descobreix ara