11. Rancu

11.3K 963 84
                                    

Minggu UAS hampir usai. Semenjak minggu lalu, Jay belum bertemu dengan Jungwon lagi. Sesekali mereka akan melakukan video call saat sedang di kamar masing-masing. Keduanya saling merindu, tentu saja, apalagi sejak terkahir bertemu, mereka sangatlah dekat.

Jay akan menyelesaikan jadwal UASnya jumat ini sementara Jungwon baru selesai di hari sabtu. Mereka berdua berjanji akan bertemu sabtu sore, kemudian menginap hingga hari minggu di apartemen Jay sebelum keesokannya Jungwon akan pulang ke rumahnya dan Jay menyibukkan diri dengan persiapan camping.

Hari jumat berlalu begitu saja, UAS si pria Park berjalan dengan lancar. Memang dasar otak Jay itu cemerlang, ia tak merisaukan nilai sama sekali karena yakin dengan seluruh jawaban yang ia kerjakan saat ujian.

Sabtu pagi Jay datang ke gedung jurusannya. Ia berbincang dengan beberapa temen sehimpunan mengenai persiapan camping.

"Jay, cowok manis yang kita ketemu di Hybe tuh angkatan berapa?"

Jay menoleh horor. "Ngapain lo nanya-nanya?" tanyanya sanksi.

Yang bertanya adalah Lucy. Perempuan kurus seusianya yang berambut lurus sepinggang berwarna pirang. Ia adalah bendahara himpunan jurusan Jay.

"Gue follow di ig nggak di follback, nyet! Kenalin kek!"

"Usaha sendiri dong!"

Lucy melempar sebungkus snack yang tadi ia beli tepat ke wajah tampan Jay. Lelaki itu hanya membalas dengan desisan dan wajah menyolot kesal. "Lagian Jungwon udah ada pacar." ujar Jay dengan nada sengak.

"Sebelum janur kuning meleng—"

"Shut the fuck up, Lu!"

Lucy berdecak sebal. Kali ini sebuah kotak pensil yang ia lemparkan pada Jay. Jay tertawa puas dan melempar barang tersebut kembali pada Lucy.

Jungwon is mine, batin Jay dengan mantap. Ia bertekad tak akan membiarkan siapapun mengganggu hubungan homonya ini. Tidak teman, sahabat, atau siapapun.

Jungwon hanya miliknya seorang.


+
+
+
+
+
+





Sorenya, Jungwon datang ke apartemen Jay. Dikarenakan ia sudah mengetahui password apartemen Jay, ia langsung datang ke tempat itu tanpa memberi kabar dan langsung masuk. Keadaan ruangan itu sepi, lampu masih belum dinyalakan, dan keberadaan si pemilik apartemen juga tak ditemukan.

Jay belum pulang, simpulnya.

Jungwon meletakkan tas besar yang tadi ia kepak sebelum datang ke tempat Jay. Ia membawa dua pasang pakaian ganti untuk ia pakai besok seharian bersama pacarnya.

Si manis mengelilingi apartemen Jay dengan perlahan, ia sudah sering ke sini, bermain hingga menginap, tapi jarang ia meneliti detail yang disuguhkan dalam ruangan mewah tersebut.

Ia ingat Jay ini anak orang kaya. Sangat kaya, cukup jauh darinya. Tapi selama ini Jay tidak pernah lebay membelikan sesuatu yang membuat Jungwon akan merasa berhutang padanya. Jay selalu memberikan apa yang Jungwon rasa cukup. Biasanya sepatu, rak kosan Jungwon seperti ingin meledak karena sepatu pemberian Jay sudah memenuhinya. Selain itu, Jay mengetahui si manis ini sangat menyukai hoodie, tak terhitung pula berapa kali Jay membelikannya pakaian hangan itu.

Awalnya Jungwon menolak, karena walaupun tidak sampai berpuluh juta, uang tetaplah uang. Jungwon mengakhiri dengan sebuah kesepakatan kala itu, bahwa Jay juga akan membiarkannya memberikan hadiah-hadiah seperti dirinya.

bromance : jaywon [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang