16. Pagiku cerah

12.8K 821 148
                                    

Tiba-tiba saja hubungan Jay dan Jungwon kembali membaik. Mereka pun tak lagi membahas mengenai kelanjutan masa depan hubungan mereka atau membahas tentang melela.

Antara Jay dan Jungwon hanya ingin menjalaninya dengan sama-sama bahagia saja atau mungkin aksi tak membahas topik tersebut merupakan sebuah pengalih isu demi ketenangan diri mereka. Entahlah, yang terpenting mereka baik-baik saja dan tetap bersama hingga saat ini.

Hari ini adalah hari terakhir Jay berkamping ria dengan teman sehimpunannya. Acaranya berjalan menyenangkan walaupun ia harus menahan rindunya terhadap si manis. Di area kamping, sama sekali tak ada sinyal. Jay pun sudah mengetahui akan hal tersebut sehingga ia sudah memperingatkan kekasihnya untuk tak berpikiran aneh-aneh. Betulan sinyal tak ada, bukan Jay yang menghilang seperti sebelumnya. Jay pun meyakinkan ia tak akan melirik orang lain, baginya, Jungwon sudah memuaskan dan pas.

Selera Jay adalah Jungwon. Hanya Yang Jungwon.

Selain merindu sang kekasih, Jay sendiri menjalani kegiatannya dengan baik, ia membantu sesuai tugas, dan bersenang-senang secukupnya bersama teman himpunannya. Jay sengaja mengabadikan banyak momen. Terlebih ia memotret banyak sekali landscape atau pemandangan yang menggugah indra penglihatannya. Ia sesekali mengambil foto dirinya pula. Ia menyiapkan sebuah cerita yang panjang untuk ia bahas bersama Jungwon. Dan juga, ia berencana mengajak teman seperhomoannya itu camping suatu saat nanti.

Ngomong-ngomong soal Jungwon, Jay sudahlah sangat rindu akan kehadiran si manis. Terlebih pasca kejadian beberapa hari lalu. Jay tersenyum simpul, rasanya sangat aneh memiliki hubungan dengan seseorang yang sama-sama memiliki penis. Tapi jujur, Jay suka. Jungwon itu candunya. Wajah manis, senyuman manis, lesung pipi yang dalam seolah menarik Jay untuk terus jatuh pada sang pemilik, suara vokal Jungwon pun tak kalah manis, tingkahnya pun juga manis.

Semua tentang Jungwonnya adalah manis.

Jay tak ingin mendeskripsikan dirinya. Ia sendiri tak merasa pantas disebut Gay atau Homo. Walaupun kasarnya, dia memang berjenis itu. Jay merasa seperti itu karena menurutnya ia hanya tertarik dengan lelaki bernama Jungwon. Hanya Yang Jungwon.

Seumur hidupnya, ia telah bertemu banyak perempuan, cantik tentunya, seksi pula, kemudian ia juga punya banyak teman lelaki.

Kita ambil contoh saja Jake.

Jake itu tampan. Wajahnya tegas dan porsi tubuh yang menggugah iman. Terkadang Jake juga bisa mode imut seperti anjing kecil. Tapi mengapa Jay tak menyukai Jake? Kenapa bukan pria bule yang sebenarnya bisa saja ia dominasi itu?

Jay sendiri tidak bisa menjawab. Yang ia tahu hanya Jungwon, Jungwon, dan Jungwon yang menarik perhatiannya. Hati, pikiran, bahkan penisnya hanya tergugah untuk Yang Jungwon seorang.

Memikirkan hal itu membuat Jay terkekeh. Apa jadinya jika ia tak pernah bertemu Jungwon? Mungkin ia akan berakhir menjomblo hingga lulus, kemudian dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Ia tak akan pernah merasakan geli di dalam perutnya, atau panas suhu tubuhnya yang meningkat secara tiba-tiba saat berdekatan dengan seseorang. Ia tak akan mengalami kebahagiaannya sekarang ini jika bukan karena Jungwon.

Jay sangat menyayangi si manis itu. Lebih dari apapun. Jay tak ingin kehilangan rasa ini, rasa menyayangi dan memiliki ini. Jay hanya ingin menyayangi Jungwon, memiliki Jungwon, dan apapun itu asal bersama Jungwon, Jay hanya mau hidup bersama Jungwon.

Katakanlah ia terobsesi, mungkin benar, obsesi. Memangnya siapa yang tak akan terobsesi jika si manisnya itu bisa memberikannya apapun?

Sisi manis? Cek.

Sisi gemas? Cek.

Sisi dewasa? Cek.

Sisi binal? Cekkk.

bromance : jaywon [✓]Where stories live. Discover now