18 - lee's tragic love pt. 1

3.7K 269 63
                                    

"You good, bro?" tanya Jay tak enak hati.

Heeseung merentangkan tangan, menyambut Jay dalam pelukan, "Gue udah siap ditinggal Winter sejak tahu dia sakit." bisiknya pelan.

Jay menghela napasnya, "Jungwon nggak berhenti nangis dari semalem Winter kritis. Sekarang lagi ketiduran jadi gue datang berdua aja sama Seongwon."

Seongwon sendiri sudah menempel di kaki Heeseung semenjak mereka bertemu tatap. Ia tak banyak bicara. Pria Park kecil itu paham apa yang sedang terjadi dan cara terbaik untuk mendekat pada Heeseung adalah menempel tanpa membuat suara.

Seongwon merasa takut. Ia diberi sedikit penjelasan oleh Jay mengenai Winter yang sedang sakit. Ia paham. Seongwon mengerti jika waktu hidup wanita kesayangannya itu tak akan lama.

Seongwon ingin menangis saat Jay menceritakan dengan beberapa kiasan mengenai kematian yang bisa kapan saja Winter datangi. Tapi menurut Seongwon, ia sudah cukup 'besar' untuk sebuah tangisan merengek. Ia mengulum bibir menahan letupan emosinya sedari tadi.

Heeseung yang menyadari tingkah pria mungil kesayangannya itu tersenyum tipis. Ia menarik Seongwon lalu mengangkatnya dalam gendongan ramah.

"Halo, Jagoan." sapa Heeseung dengan ceria.

Seongwon memicing bingung. Satu hal yang belum ia dapat cerna adalah fakta Heeseung yang nampak begitu baik-baik saja. Seongwon bahkan mengingat bagaimana PapaYang-nya menangis tersedu hingga sesak. Ia juga ingat bagaimana Papa Jay mengusap setitik air mata setelah mendapat telepon dari Heeseung tadi.

Tapi mengapa? Mengapa Lee Heeseung begitu cerah?

"Can I see her?" tanya Seongwon dengan sendu.

Heeseung nampak menurunkan senyuman. Ia berwajah menyesal kali ini, "Sorry, Buddy.." ucapnya bermaksud bahwa mereka tak dapat melihat Winter.

"Operasinya lancar. Tapi keadaan Winter masih di batas ambang. Gue nggak berharap banyak. Dia udah terlalu lama nahan sakitnya. Keluarga gue sama Winter udah rela kapanpun dia dipanggil." ucap Heeseung ke Jay.

Mereka akhirmya duduk di sofa tak jauh dari ruangan Winter dirawat. Heeseung khusus memesan ruangan yang memiliki privasi demi istri dan keluarganya.

"Lo ada rencana apa? Kalau Winter... nggak bisa?" tanya Jay.

Heeseung menjawan seraya memainkan rambut Seongwon di pangkuannya, "Lo tahu ke arah mana pertanyaan lo itu. Dan ya, lo tahu apa jawabannya."

"Keluarganya Winter gimana?" tanya Jay lagi.

"Gue nggak pernah bahas itu sama mereka. Tapi mungkin Winter udah cerita. Gue yakin Winter udah ngewanti keluarganya soal ini."

Jay nampak lesu. Ia membayangkan posisi Heeseung yang begitu rumit. Tuntutan keluarganya. Tuntutan memiliki keturunan. Tuntutan perasaannya sendiri.

"Jungwon pasti marah kalau denger gue ngomong kayak gini. Lo nggak perlu ceritain ke dia, nanti dia makin kepikiran." ucap Heeseung.

Jay menghela napas dengan berat, "Dia nangis dua kali. Yang pertama, karena tahu Winter drop. Kedua, karena dia tahu kalau lo udah rela ngelepas Winter."

bromance : jaywon [✓]Where stories live. Discover now