6 - kangen-kangenan

5.5K 290 71
                                    

flashback






era : jay kerja, jungwon ngejar skripsi



























Jungwon tak mengira, kepergian Jay benar-benar mempengaruhi kesehariannya. Jungwon terbiasa bangun lebih awal, namun ia tak terbiasa membuat sarapan. Seperti pagi ini, genap empat bulan dirinya ditinggal Jay untuk menitih karir pada perusahaan Park Family di Brunei sana, Jungwon membuat pancake kebangsaannya.

Menu yang paling ia sukai semenjak kepergian Jay. Bukan karena mudahnya dibuat, tapi sejarahnya dalam kehidupan asmara mereka lah yang menjadikan menu simpel itu bermakna.

Ingat pancake pertama mereka di hari pertama mereka berpacaran? Nah, itu alasannya.

Memakan pancake dengan hiasan buah berries disertai saus vanila membuat Jungwon merasakan Jay ada di sisinya. Walau nyatanya, apartemen itu nampak begitu dingin dan sepi tanpa sosok pria Park.

Ia melirik ponsel, tak berniat menghubungi Jay. Akhir-akhir ini, ia berusaha menahan egonya. Jungwon tahu Jay sibuk, ia pun sama, namun sesibuk-sibuknya Jungwon, ia akan memiliki celah dimana merindukam Jay adalah fokus pikirannya.

Setiap bangun tidur, mandi, sarapan, hingga sebelum bersiap ke kampus untuk pengerjaan penelitiannya, ia akan manfaatkan sebaik mungkin mengingat Jay.

Selepas kegiatan di kampus, ia juga akan bernostalgia seperti saat-saat dimana Jay menjemputnya, tertawa riang saat dirinya berlari kecil menuju motor atau mobil penjemputnya.

Ah, ia rindu sekali dengan sosok tampannya itu

Sering. Atau bahkan terlalu sering, Jungwon bersendu ria di apartemen. Membeli minuman beralkohol untuk menghibur diri, tak sampai terbang tinggi, namun cukup guna menghangatkan tubuh kesepiannya. Tanpa Jay, Jungwon hanya seonggok manusia kurang belaian.

Dalam artian ganda.

Jungwon ingin Jay menemani kesehariannya seperti sedia kala dam Jungwon juga ingin Jay ada di sisinya untuk pemenuhan hasrat. Sebab, jika boleh jujur, dengan mengesampingkan rasa malunya terlebih dahulu, Jungwon butuh Jay untuk nafsunya.

Jungwon tak suka menyentuh dirinya sendiri. Terlebih, ia tidak menyukai 'permainan' atau 'alat bantu' yang memiliki tujuan memuaskan nafsunya. Ia lebih memilih memendam semua sampai Jay yang mungkin... ya, meminta sex call atau semacamnya.

Ngomong-ngomong soal hal kotor ini, dua bulan lalu Jay teramat sering mengajaknya berhubungan intim... secara virtual. Namun setelah Jungwon ingat-ingat lagi, dua bulan setelahnya, Jay sangatlah sibuk hingga hanya dapat bertukar kabar sahaja.

"Hhh..." helaan napasnya terdengar. Ia menyelesaikan acara sarapannya, mengambil kunci motor, ransel, dompet, serta ponsel sunyinya.

Dengan perasaan kalut (dan juga rindu pada Jay), Jungwon pun berangkat untuk melakukan bimbingan skripsinya.







+
+
+








"Won?"

"Eh? Won?"

Jungwon menaikkan alisnya saat bertemu tatap dengan pria itu. Pria yang memiliki nama hampir mirip dengannya itu tersenyum manis dan duduk di hadapannya.

bromance : jaywon [✓]Where stories live. Discover now