He Is Psycho 3 : Hati Nurani

3.3K 251 27
                                    

Ruangan itu masih lenggang. Tidak sepenuhnya hening. Hanya ada napas memburu dari Samuel dan napas antusias dari perempuan psikopat di depannya, Nafelly. Belum ada yang bersuara dan bergerak selama lebih dari 2 menit mereka berada di posisi yang sama. Di mana Nafelly hampir duduk di pangkuannya sementara Samuel duduk di atas kasur.

"Bagaimana?" Nafelly akhirnya menjadi orang pertama yang berbicara. Dia tersenyum cerah pada Samuel, menunggu menyerahnya laki-laki itu. Nafelly sudah percaya diri bahwa Samuel akan menjadi miliknya hari ini.

Namun, Samuel malah menatap Nafelly dengan ekspresi jijik yang terlihat jelas di wajahnya. Dan tanpa persiapan apapun, Nafelly didorong kuat oleh Samuel. "Minggir!"

Nafelly jatuh ke atas lantai. Pandangannya menatap Samuel dengan tidak percaya ketika laki-laki itu buru-buru turun.

"Sialan! Apa sebenarnya maumu?!" Nafelly mengamuk sendiri. Dia yang masih berada di lantai, segera menerjang Samuel dan meraih kakinya, membuat Samuel terjatuh dengan wajah yang menyentuh lantai terlebih dahulu. "Kau tidak mau menyentuhku?! Cepat tiduri aku!!"

"Apa kau gila?! Demi Tuhan, sebenarnya dari mana makhluk sepertimu muncul?!" Samuel tidak memiliki waktu untuk tenggelam dalam rasa sakit jatuh. Dia segera menarik kakinya, mencoba merangkak ke arah kamar mandi yang agak jauh dari tempatnya. Tidak, tepatnya sangat jauh! Sialan! Kenapa Samuel membangun tempat seperti ini di apartemen sempitnya ini?!

Dan lagi, mana ada wanita yang gigih ingin ditiduri oleh laki-laki seperti Nafelly ini?!

"Lepaskan kakiku!!" Seru Samuel, merangkak sekuat tenaga dengan Nafelly yang ikut terseret karena masih menggenggam kakinya.

"Tiduri aku, berengsek!! Apa kau tidak memiliki hati nurani?!"

"Kau yang tidak memiliki hati nurani, sialan!! Lepaskan aku!!" Samuel menendang wajah Nafelly dengan kakinya yang lain, seolah sedang menendang parasit mematikan yang menempelinya. Namun Nafelly benar-benar menempelinya seperti parasit. Gadis itu tidak mau melepaskan kakinya sama sekali. "Sialan! Kau yang tidak memiliki hati nurani!! Aku sedang tersiksa dan yang kau lakukan sangat tidak berperikemanusiaan!!"

"Berani-beraninya kau berbicara tentang berperikemanusiaan ketika kakimu berada di wajahku!!"

"Menyingkir dariku!! Kau parasit! Pengemis sialan!"

"Apa sulitnya hanya meniduriku saja?! Kau tidak bisa melakukannya?! Kita bisa belajar bersama-sama!!"

"Sialan! Lepaskan aku!! Ah! Hah ... Ah!" Samuel mendesah ketika nafsunya sudah berada di ujung tanduk. Napas Samuel tersendat cepat. Matanya terasa berat dan dia segera menggigit bibirnya kuat. Matanya sudah tidak fokus saat dia melihat pintu kamar mandi seolah pintu menuju ke surga.

Nafelly, si psikopat itu sangat ekstrim dan Samuel tidak bisa menang dengan sifat pemaksanya yang benar-benar di luar batas manusia biasa. Tidak ada yang bisa Samuel lakukan selain memberikan dirinya sebagai penawaran agar Nafelly menyerah atau menyerah dengan nafsunya dan meniduri Nafelly.

Samuel menundukkan kepalanya. Wajahnya sudah terasa sangat panas ketika dia menunduk di antara tangannya dan lantai. "A-aku akan mempertimbangkannya," kata Samuel dengan terengah.

Wajah Nafelly yang masih ditendang Samuel pun bergerak, memiringkan kepalanya agar melihat Samuel lebih jelas. "Mempertimbangkan apa? Mempertimbangkan untuk meniduriku?"

Samuel mengetatkan rahangnya dengan kesal. Dia menatap Nafelly dengan tajam. "Aku akan mempertimbangkan untuk jadi milikmu asal kau melepaskan aku sekarang!"

Nafelly tersenyum cerah. "Sungguh?! Kau tidak bohong, kan?!"

Tentu saja Samuel bohong. Dia hanya ingin lepas dari Nafelly. Namun, Samuel mengangguk dalam embusan napasnya yang kasar. "Ya. Aku sungguh-sungguh dengan ucapanku."

I Love My President Though He Is PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang