She Is Psycho 15 : Bunuh Saja

899 109 11
                                    

Mereka bertiga lanjut melakukan kegiatan di sekitar taman bermain. Samuel dan Nafelly memiliki selera yang sama dalam bermain wahana, berbeda dengan Alberto. Jadi, sementara mereka berdua melakukan wahana-wahana ekstrim, Alberto menunggu di bawah. Mereka masuk bertiga ketika menaiki wahana yang tidak terlalu mengancam keselamatan mental Alberto. Seperti kincir angin, main mobil-mobilan, virtual reality dan memasuki akuarium kecil dalam wahana itu.

Dan sementara Nafelly dengan Samuel melakukan kontak dengan binatang-binatang di sana, Alberto menjauh dengan wajah panik dan tidak berani mendekat. Akhirnya, dia hanya memfoto kebersamaan-kebersamaan mereka berdua sambil tersenyum dari kejauhan.

"Alberto! Apa itu? Kenapa banyak yang mengantri di sana?" tanya Nafelly yang melihat banyaknya orang mengantri untuk memasuki sebuah tempat yang hanya seukuran pintu saja.

Alberto melihat arah yang ditunjuk Nafelly. "Oh, itu—"

"Itu adalah photo booth, bodoh!" Samuel mendahului. "Masa yang seperti itu saja tidak tahu?"

"Aku bertanya pada Alberto, bajingan. Bukan padamu!"

"Ap-apa?! Bajingan, kau bilang?! Heh, pengemis kecil, atas dasar apa kau mengataiku bajingan?! Selain itu, apakah benar kau mencintaiku, huh?! Tidak ada orang yang memperlakukan orang yang dicintainya seperti ini!!"

"Kau yang memulai terlebih dahulu!! Memangnya ada orang yang mengatai bodoh pada orang yang dicintainya?"

"Aku tidak pernah bilang aku mencintaimu!"

"Itu sama saja kau mencintaiku!"

"Apa?! Dari mana datangnya teori itu?!"

"T-teori?! Apa itu teori?! Apa kau baru saja mengataiku?!"

"Ha! Ya! Aku baru saja mengataimu! Apa?! Kau tidak terima?!"

"Bajingan!!"

"Pengemis!!"

"Bajingan!!"

Sementara mereka kembali berdebat, Alberto mengusap wajahnya dengan kasar. Dia sedang memegang jaket milik Samuel dan Nafelly karena mereka berdua kegerahan. Sementara Alberto masih menggunakan jaket dan kegerahan pula karena dua jaket tambahan yang dipegangnya. Dan mendengar teriakan dari kedua sisinya membuat Alberto merasa muak seketika.

"Aku akan pulang. Aku akan pulang sekarang dan meninggalkan kalian berdua."

"JANGAN!!" gumaman kecil Alberto segera direspons oleh keduanya yang segera menghentikan perdebatan dan menoleh pada Alberto.

Nafelly segera menggandeng tangan Alberto. "A-aku ingin ke sana! Aku ingin photo booth! Jangan pulang dulu!"

Samuel segera menyetujui dan menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Ya! Ya! Ya! Kita tidak akan bertengkar lagi! Kita tidak akan melakukannya lagi!"

Padahal, yang digumamkan Alberto adalah omong kosong yang sebenarnya tidak sengaja dia utarakan. Namun Alberto segera memanfaatkannya dengan baik. "Jika sekali lagi kalian berdebat, aku akan pulang sendiri dan memanggilkan supir untuk menjemput kalian."

"Kita tidak akan berdebat lagi!"

"Ya! Kita akan akur! Alberto, sejak kapan kau jadi tidak berperasaan seperti ini? Ini karena pengemis kecil—"

"Bos," peringat Alberto saat mendelik padanya.

Samuel segera tutup mulut. "Ma-maksudku, perubahanmu bagus. Sangat bagus."

Pada akhirnya, suasananya kembali damai dan mereka segera menghampiri photo booth untuk berfoto. Selain itu, mereka membeli banyak souvernir di sana. Nafelly membeli boneka paling besar di sana. Tentu saja, Alberto yang membayarkannya. Dan Samuel tidak bisa adu kekuatan karena yang dibeli Nafelly adalah boneka yang tidak mungkin dibeli Samuel juga. Walaupun begitu, Samuel tetap mendapatkan beberapa souvernir di sana.

I Love My President Though He Is PsychoWhere stories live. Discover now