He Is Psycho 22 : Cinta Itu ....

483 33 2
                                    

Alberto mencoreng nomor yang tertulis di atas kertas. Dia mengangkat sebelah alisnya saat tahu jika sebagian besar yang salah dalam jawaban Nafelly adalah materi pembagian. Alberto menatap Nafelly yang menerima bukunya kembali. "Apa kau kurang mengerti apa yang kuajarkan tentang pembagian?"

Nafelly tersentak sejenak dan berkata panik pada Alberto. "Tidak! Bukan salahmu! Ini memang sulit! Lagipula, siapa yang menciptakan pembagian ini? Bukankah itu tidak masuk akal?!"

"Pembagian itu sangat berguna untuk sehari-hari," balas Alberto sambil tersenyum tipis dan kembali mengajarkan Nafelly mengenai pembagian. "Kau sangat pintar dan cepat belajar. Hanya bagian ini saja yang selalu salah. Jadi, aku akan memberikan soal mengenai pembagian saja agar kau terbiasa. Kau mengerti?"

Nafelly menganggukkan kepalanya dan mulai mengerjakan soal yang diberikan Alberto. Alberto yang melihat Nafelly yang patuh dan penuh konsentrasi, tidak dapat menghentikan pikirannya untuk mengulang adegan pertengkaran antara Samuel dan Nafelly. Jika dipikir-pikir, semenjak Nafelly tinggal bersama Alberto, Nafelly tidak lagi melakukan hal yang kasar pada Alberto. Terakhir kali adalah saat di mobil dan saat Nafelly salah paham tentang Alberto dan Samuel yang berciuman di atas meja.

Sekarang, Alberto memikirkannya. Bukannya Nafelly mencintai Samuel? Kenapa orang yang baru pertama kali bertemu malah langsung jatuh cinta begitu saja?

Daripada memikirkannya tanpa menemukan jawaban, Alberto kemudian memanggil Nafelly yang masih serius. "Nafelly."

"Ya?"

"Apa kau benar-benar mencintai Samuel?"

"Tentu saja. Kenapa masih bertanya?" balas Nafelly acuh tak acuh.

Walaupun seumur hidupnya Alberto hanya fokus untuk menjadi orang sukses dan tidak memiliki pacar, Alberto juga pernah merasakan jatuh cinta. Jadi ini bukanlah jawaban dari seseorang yang benar-benar jatuh cinta. "Apa kau yakin?" tanya Alberto lagi.

Nafelly menganggukkan kepalanya dengan semangat, namun matanya masih menatap buku. "Tentu saja."

"Bagaimana kau yakin?"

"Yakin saja."

"Apa kau berdebar saat melihat wajah tampannya?"

Kali ini Nafelly mengerutkan alisnya sambil menulis di buku. "Tidak. Kenapa harus begitu?"

"Lalu, apakah kau merasakan kupu-kupu berterbangan di perutmu?"

"Di perut manusia ada kupu-kupu?!" Nafelly tersentak terkejut dan menatap Alberto dengan tercengang. "Apa di perutku juga ada?"

Alberto menghela napas panjang. "Nafelly ... jika begitu, bagaimana kau yakin kalau kau mencintainya?"

"Sederhana saja!"

"Sederhana bagaimana?"

"Aku ingin menidurinya. Bukankah itu cinta?" Nafelly menjawab dengan percaya diri dan tersenyum ceria.

Alberto menepuk keningnya dengan frustrasi. "Kau masih 18 tahun. Perbedaan umur kalian sangat jauh."

"Memangnya kenapa? Aku sudah bisa membuat anak!"

"Nafelly—"

"Cinta itu, alat yang digunakan manusia untuk bereproduksi!"

Alberto mengerjapkan matanya berkali-kali. "Huh?"

Nafelly tidak mempedulikan keheranan Alberto dan mulai menulis kembali. "Aku melihatnya dalam film-film yang kutonton. Saat pemeran pria berkata 'aku mencintaimu', mereka akan berciuman atau bercinta. Bukankah bercinta adalah sesuatu yang seperti itu? Kata cinta itu digunakan orang-orang saat sedang horny. Jadi, cinta itu kata yang digunakan untuk bereproduksi dan membuat keturunan!"

I Love My President Though He Is PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang