He Is Psycho 32 : Keluarga Sultan

193 10 0
                                    

Pada akhirnya, Samuel meminta bantuan pada grup anak-anak sultan yang merupakan anak-anak dari teman-teman Felix. Nafelly tidak berhenti menangis. Dan Samuel bingung bagaimana cara meredakan tangisannya atau menghiburnya. Jika itu Alberto, dia hanya butuh satu atau dua kalimat untuk menenangkan Nafelly. Namun, Samuel berbeda. Menghibur orang lain sangatlah susah.

[GRUP KELUARGA SULTAN]

[Samuel :
Urgent!! Anak pungut Alberto menangis dan aku tidak tahu bagaimana cara menghentikan tangisannya
Yang bisa memberiku ide, akan kuberikan apapun yang kalian mau!]

[Wibu Reinhard :
Apa pun?
Kalau begitu, beri aku tubuhmu.]

Samuel menatap kalimat itu dengan pandangan datar sekaligus jijik. Dia melirik Nafelly yang masih menangis di kursi samping pengemudi. Samuel membuang napasnya pelan dan kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya.

[Samuel :
Farrell, kau masih bisa bercanda?
Aku serius, Bajingan!]

[Wibu Reinhard :
Wkwkwkwk
Hsqhsqhsqhsq
Aku cuma bercanda buahahahha]

[Samuel :
Apa yang bajingan ini katakan?
Bicaralah bahasa manusia]

[Manusia Normal Reinhard :
Itu cara ketawa orang Indonesia]

[Alva Tukang Amnesia :
Dia sangat kuno]

[Wibu Reinhard :
Aku bisa membantu!
Kau tahu aku sudah menentukan pekerjaan hidupku, bukan?
Aku menjadi psikolog, sekarang
Mau berkonsultasi denganku?]

[Samuel :
Lololololol
Orang gila menjadi psikolog
Aku tidak bisa membayangkannya lmao]

[Manusia Normal Reinhard :
Wkwkwkwk]

[Alva Tukang Amnesia :
Wkwkwkwk
Darrell, kau mendahuluiku]

[Wibu Reinhard :
Aku akan datang ke rumahmu hari ini
Kau akan melihat kehebatanku, nanti
Buahahahahaha]

[Samuel :
Darrell, kurasa saudara kembarmu yang harus kau bawa ke rumah sakit jiwa]

[Manusia Normal Reinhard :
Aku akan mempertimbangkannya]

[Wibu Reinhard :
Dengarkanlah kata-kataku yang cerdas ini, wahai manusia.
Menjebloskan orang ke rumah sakit jiwa membutuhkan izin wali. Kalian para domba-domba bodoh tidak mengerti yang seperti itu
Huh!]

[Alva Tukang Amnesia :
Kick aja bisa nggak, sih?
Sebel banget.]

[Samuel :
English, please!
Ada yang tidak bisa bahasa Indonesia, di sini]

[Lucy :
Aku akan pergi berbelanja!
Aku bisa membawanya denganku.]

[Samuel :
Jika bisa, jangan perempuan
Dia agak tidak waras]

[Lucy :
Alberto memungut anak gila?]

[Wibu Reinhard :
Sudah kubilang jangan bercanda seperti itu pada Lucy
Dia lebih tidak normal daripada manusia lainnya
Lihat? Dia menganggapnya serius]

[Lucy :
???????????]

[Alva Tukang Amnesia :
Biasa aja tanda tanyanya bisa nggak, sih?]

[Samuel :
Alva!!!!! English please!!!]

[Manusia Normal Reinhard :
Tidak seperti itu, Lucy
Dia bukan anak pungut Alberto
Dan dia bukan orang gila
Samuel hanya mengejeknya]

[Lucy :
Azazel sudah menjelaskannya padaku
Tapi terima kasih, Darrell!
Aku sebenarnya akan pergi ke mall bersama Azazel
Kupikir bagus untuknya menghabiskan uang di mall]

[Samuel :
Dia miskin, Lucy
Dia tidak memiliki uang sepeser pun]

[Lucy :
Jadi dia benar-benar orang gila?]

I Love My President Though He Is PsychoWhere stories live. Discover now