He Is Psycho 1 : Aku Ini Sosiopat

16.3K 885 170
                                    

"Tuan! Anda harus menjelaskan hal ini pada media!"

Pria yang sedang sibuk di mejanya dengan tumpukan berkas itu hanya mendongak, melepaskan kacamata yang bertengger di wajahnya, kemudian membuang napas kasar. "Tidak usah. Biarkan seperti itu."

"Tuan!!" Alberto memekik kesal. Asisten pribadi pria itu menghampiri bosnya yang masih duduk santai di kursi. Dia menyimpan tablet miliknya tepat di hadapan bosnya itu. "Ini sudah sangat parah, Tuan! Di sini dikatakan dengan jelas bahwa Samuel Wilkinson Philips adalah seorang gay!! Saya tidak terima dengan berita ini! Perjaka bukan berarti Anda adalah seorang gay, kan? Walaupun perusahaan ini terlalu memilih-milih pekerja wanita, tapi-"

"Stop!" Samuel mengangkat kepalanya kembali. Dia memincingkan matanya pada Alberto. "Pertama, aku tidak butuh ocehanmu. Kedua, biarkan saja beritanya seperti itu. Ketiga, tutup mulutmu yang tidak bisa dijaga itu. Aku tidak ingin orang-orang tahu jika aku masih perjaka di umur 30 tahun."

Alberto mendesah kesal. Dia bahkan menjambak rambutnya sendiri melihat kelakuan bosnya itu. Benar, yang ada di depannya adalah Samuel Wilkinson Philips. Pria berkebangsaan Eropa-Asia itu memiliki gangguan kepercayaan pada wanita. Khususnya wanita Asia. Dia sangat membenci wanita yang memiliki warna rambut hitam, kulit kekuningan dan juga hidung yang tidak semancung keturunan Barat.

Berbeda dengan ayahnya, Samuel bukanlah pria yang suka mengumbar sperma ke mana-mana. Antara menghargai wanita atau tidak ingin bernasib buruk seperti ayahnya yang memiliki anak dari orang yang tidak dicintai, tapi memiliki anak dari jalang yang bahkan tidak diingat ayahnya itu. Dan ya, Samuel masih perjaka. Tidak memiliki track record pacaran. Dan sangat sering menolak wanita secara tidak terhormat.

Kau jelek, aku tidak menyukaimu.

Kau genit, sangat tidak anggun sekali.

Wajahmu mengingatkan aku dengan koala, dan aku benci koala.

Kau sangat menor.

Kau jorok.

Kelakukanmu memalukan.

Dan kata-kata jahat lain sebagainya selalu keluar dari mulut Samuel ketika menolak wanita. Entah wanita jenis apa yang diinginkan oleh Samuel, tapi Samuel benar-benar pilih-pilih dalam mencari wanita hingga bahkan tidak ada wanita yang bisa dipilih oleh Samuel. Dan mungkin, gara-gara itu Samuel mendapatkan karmanya dari menolak seorang wanita. Ada seorang reporter terkenal, dia memiliki ambisi untuk mendapatkan Samuel, bahkan hingga menempuh jalan yang sama dengan bidang ibunda Samuel yang dahulu kerjanya adalah paparazi.

Penolakan Samuel mungkin melukai hatinya hingga wanita itu sampai menyebarkan rumor bahwa Samuel adalah seorang gay.

"Tuan, jika tuan Felix tahu-"

"Tidak akan," kesal Samuel kemudian menatap Alberto. "Pria itu sibuk mengurusi anaknya yang satu lagi. Aku ini pria yang bisa diandalkan keluarga. Si tua bangka itu takkan menaruh perhatiannya jika kau tidak buka mulut padanya."

Alberto terlihat sangat frustrasi mendengar jawaban Samuel. "Tapi tuan-"

"Sudah sore. Kau pulanglah sekarang. Aku tidak membutuhkanmu lagi."

Alberto makin frustrasi mendengarnya. Akhirnya dengan terpaksa, pria itu pergi dari hadapan Samuel dan membiarkan pria gila kontrol itu sendirian.

***

Samuel menutup pintu mobilnya dengan kencang dan mengunci pintu mobilnya itu. Sekarang sudah tengah malam dan ketika Samuel memasuki bangunan apartemen yang ada di hadapannya, Samuel hanya mendapati 2 satpam yang sedang beroperasi. Mereka membungkuk dan tersenyum pada Samuel, namun pria itu hanya berlalu dengan angkuh.

I Love My President Though He Is PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang