She Is Psycho 4 : Alberto

2.7K 215 25
                                    

Rumor bahwa Samuel gay, berganti pada pagi itu juga. Rumor itu berganti dengan lebih parah.

Rumor bahwa Samuel menyukai permainan sadis dalam seks dan pedofilia.

Padahal, kalau saja semua orang di dunia ini tahu bahwa Samuel masih perjaka di umurnya yang sudah setua ini, rumor-rumor aneh itu mungkin tidak akan muncul ke permukaan.

Tapi tentu saja, siapapun akan berpikir yang macam-macam jika melihat situasi dirinya sekarang. Seorang perempuan remaja mengikutinya dengan semangat. Pakaian yang digunakan remaja itu juga pakaian miliknya yang kebesaran. Dan remaja itu mengikutinya seolah-olah menikmati berada di sisi Samuel dengan kondisi tubuh fisik perempuan itu yang lebam di mana-mana.

Orang-orang berpikir bahwa perempuan yang dibawa Samuel ini masokis yang suka dengan kekerasan Samuel.

"Lihat perempuan itu."

"Dia sepertinya agak kelainan jiwa."

"Tentu saja, dia sudah dipukuli oleh Tuan Samuel tapi tetap saja menempeli Tuan Samuel."

"Aku tidak menyangka Tuan Samuel menyukai permainan sub dan dom seperti itu."

"Ya. Pantas saja dia menolak wanita-wanita cantik. Seleranya adalah BDSM."

"Tapi ... perempuan itu kelihatannya masih sangat muda."

"Yah tentu saja. Selera penikmat BDSM tidak pernah main-main."

Aku mendengar kalian, wahai karyawan-karyawanku! ingin sekali Samuel meneriaki kata-kata itu dan menangis di pojokan setelahnya. Sungguh, lebih menyenangkan mendapatkan rumor gay daripada rumor bahwa dia pedofilia dan penyuka BDSM.

"Tuan."

Sekretaris Samuel sudah siap sedia di depan elevator. Samuel melihatnya dengan sangat lega. "Alberto!" serunya dengan senang, hampir memeluk Alberto namun akhirnya hanya menyentuh kedua bahu pria itu. "Kau tahu aku sangat menyayangimu, bukan?"

"Yang kutahu, Anda sangat aneh hari ini, Tuan." Alberto mengerutkan alisnya dengan heran dan menatap ke arah belakang Samuel. "Dan siapa perempuan yang bersamamu itu?"

"Siapa dia?"

Belum juga Samuel menjawab, Nafelly sudah menanyakan tentang Alberto.

"Kau mengabaikan semua orang, tapi langsung menghampiri dia dengan semangat," kata Nafelly dengan mata memincing ke arah Alberto. "Apakah dia pacarmu?!"

Alberto mengernyit jijik dan melepaskan tangan bosnya yang masih menempel di bahu miliknya. "Mohon maaf, tapi saya tidak tertarik dengan pisang orang lain."

Nafelly sedikit terkejut, lalu menertawakan Samuel. "Kasihan sekali. Dia tidak menyukaimu. Cintamu bertepuk sebelah tangan. Muahahaha."

Samuel menatap Nafelly dengan dengki. "Berkacalah dulu. Kau sendiri sedang memaksaku untuk menyukaimu."

"Itu wajar. Karena aku menyukaimu, kau harus menyukaiku."

"Hey, teori dari mana itu?!"

"Lalu apa?! Kau lebih memilih tetap mencintai pria itu daripada wanita seksi sepertiku?!"

"Siapa yang menganggapmu—?!"

"Apa kalian serius akan berbicara di depan elevator?" tanya Alberto, merasa tertekan melihat interaksi kedua orang di depannya. Mereka belum 5 menit di sana tapi sudah mencuri banyak perhatian orang lagi. "Dan Bos, apa Anda tidak malu bertengkar dengan anak kecil?"

"Anak kecil?! Siapa yang kau panggil anak kecil?!"

"Dia bukan anak kecil, Alberto!! Kau tidak tahu bagaimana menakutkannya dia!!"

I Love My President Though He Is PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang