She Is Psycho 27 : Dia Pasti Kembali

298 23 5
                                    

Samuel sedang berjalan menuju kamar tempat di mana Nafelly tinggal saat ia melihat ibunya keluar dari kabar Nafelly dengan wajah murung dan dengan nampan di tangannya.

Samuel mendekati ibunya yang menghela napas panjang saat melihat Samuel. Felly menggelengkan kepalanya dan menatap sedih pada nampan yang dibawanya.

"Mom ..." panggil Samuel.

"Dia menolak makan, minum, dan hanya menangis seharian. Aku takut dia jatuh sakit," kata Felly. Matanya mulai berkaca-kaca. "Kau juga belum istirahat, bukan? Istirahatlah dan makan juga. Jagalah kesehatan satu sama lain."

Samuel tersenyum tipis dan mengangguk. Dia memeluk ibunya dan mengecup kepala ibunya dengan lembut. "Ini baru beberapa jam semenjak kami kehilangan Alberto, Mom. Tidak mudah bagi kami untuk kembali bersemangat, tapi semuanya akan segera membaik."

Felly menganggukkan kepalanya. "Semoga Alberto baik-baik saja dan segara ditemukan."

"Pasti. Aku akan segera menemukannya."

Felly kembali mengangguk dan Samuel segera melepaskan pelukannya. Samuel menundukkan kepalanya dan mengusap wajah lembap Felly dengan jarinya. Sekali lagi, Samuel mengecup kepala ibunya sebelum masuk ke dalam kamar yang ditempati Nafelly.

Samuel bisa melihat tubuh Nafelly yang meringkuk itu bergetar hebat dan isakan pelan yang tidak henti-hentinya terdengar. Samuel menghela napas, berjalan pelan, menaiki kasur dan segera memeluk Nafelly dari belakang. Segera setelah itu, tangisan Nafelly menjadi dan Nafelly berbalik untuk balas memeluk Samuel.

Samuel memejamkan matanya, membuang napas panjang untuk menghilangkan rasa sakitnya, namun malah membuat air matanya mengalir di sudut matanya.

Sekarang, bagaimana Samuel harus mencari Alberto?

***

Setelah beberapa jam dan hari mulai gelap, hanya ada suara sesegukan dari Nafelly dan embusan napas pelan dari Samuel yang terdengar. Keduanya sama-sama tidak bisa tidur. Tidak bisa lelah memikirkan keadaan Alberto. Tidak bisa tenang tanpa mendengar kabar baik atau pun kabar buruknya Alberto.

Setidaknya, jika Alberto benar-benar mati, Samuel ingin mayat Alberto ditemukan. Dan setidaknya, jika Alberto masih hidup, tidak peduli cacat atau pun utuh, Samuel harus membawa Alberto kembali.

"Alberto berkata bahwa dia tidak akan meninggalkanku ..." Samuel mulai berbicara pada Nafelly yang masih berada di pelukannya. "Dia berkata bahwa apapun yang terjadi, dia pasti kembali padaku."

Nafelly tidak menjawab atau pun membalas perkataan Samuel. Dia hanya terdiam mendengarkan perkataan Samuel.

"Awalnya, kupikir mereka tidak akan pernah melukai Alberto. Pamanku pun berkata bahwa dia tidak berniat untuk melukai Alberto. Jadi kupikir, Alberto akan baik-baik saja."

Nafelly kali ini mencoba mendengarkan ucapan Samuel dengan saksama dan mencoba menenangkan dirinya.

"Dari penjelasan anak buah pamanku, mereka berencana untuk masuk. Namun Alberto berbohong dan mengatakan bahwa jika dia sudah menelepon pemadam kebakaran, berpura-pura apartemennya kebakaran. Itu adalah tindakan ilegal. Sangat mustahil Alberto melanggar peraturan. Tapi, orang-orang di sana mulai panik dan mereka mulai bersikap impulsif. Saat itu, Alberto mungkin berpikir untuk memancing mereka agar mereka mengejarnya. Dan membiarkanku untuk menyelamatkanmu. Tapi, Alberto kurang cerdas. Dia tidak memperkirakan tubuhnya yang kecil itu. Dia tidak berpikir bahwa mungkin saja dia tidak berhasil menyelinap di antara mereka. Hasilnya, Alberto malah tertangkap tapi dia mencoba untuk tidak membuat dirinya ditangkap dan malah membuat anak buah pamanku tidak sengaja memecahkan jendela dengan Alberto yang berada di jendela itu."

I Love My President Though He Is PsychoWhere stories live. Discover now