She Is Psycho 6 : Samuel Hanya Milikku

2.6K 172 40
                                    

"Bos, apa kau mendengarku?!" Alberto membentak kesal. Dia sudah berbicara—lebih tepatnya mengomel selama 10 menit dan Samuel tiba-tiba bertindak sok sibuk dan memainkan dokumennya.

Samuel berdecak, mendelik dan menatap Alberto dengan ekspresi tabah. "Aku sudah menjelaskannya padamu. Aku tidak tahu apa-apa tentang dia."

Alberto menghela napas kesal. Dia sudah merasa aneh dengan kedatangan wanita babak belur yang tiba-tiba. Setelah menyuruh Nafelly pergi ke ruangan lain di ujung ruangan ini, Alberto segera menginterogasi Samuel. Namun jawaban Samuel tetap sama.

"Lalu bagaimana dengan lukanya?" Alberto mencoba menurunkan nada suaranya. "Apakah itu kau yang—"

"Bukan, Alberto-ku sayang ..." Samuel berujar di antara giginya yang saling beradu. "Sudah kubilang, dia memasuki apartemenku dan mengaku bahwa dia hanya memiliki ingatan tentangku. Harus berapa kali kujelaskan?!"

Alberto mengerutkan keningnya dengan kesal. "Tapi namanya—"

"ALBERTO!!" Samuel menaikkan nada suaranya. "KAU BEGITU LANCANG!! APA KAU PIKIR—?!"

"APA KAU PIKIR MUDAH UNTUKKU MENERIMA KEBETULAN INI?!" Alberto balas membentak. "Tuan Samuel yang terhormat, kau sangat tahu apa alasanmu membawaku kembali ke sini!! Aku mengetahui masa lalumu, kelemahanmu, kegilaanmu dan amarahmu pada ibu kandungmu! Apa kau tidak berpikir tentang bagaimana kalutnya aku saat mengetahui bahwa kau membawa seorang gadis kecil dengan nama depan dan belakang yang sama dengan mendiang? Dan lagi, dia babak belur!! Apa menurutmu aku bisa berpikir jernih?!"

Samuel menahan napasnya kuat, lalu membuangnya perlahan. Urat-urat yang menonjol di wajahnya perlahan melemah mendengar emosi Alberto padanya.

Memang benar apa yang dikatakan Alberto.

Samuel selalu menjauhkan diri dari pria ataupun wanita. Tidak ada manusia yang terlihat layak di hadapannya kecuali ibu yang merawatnya sedari kecil.

Alasan Alberto bersama dengan Samuel hingga Samuel rela untuk membujuknya kembali, adalah karena Alberto merupakan satu-satunya orang yang terlihat layak di hadapan Samuel setelah ibunya.

Alberto berperilaku sama seperti sekretaris yang lainnya. Hanya saja, dia memiliki pemikiran yang sangat toxic bagi dirinya sendiri. Dia selalu ada ketika Samuel membutuhkannya dan hanya melakukan pekerjaannya dengan tekun. Tidak ada yang aneh dengan Alberto. Dia hanya sangat mencintai uang, itu saja.

Awalnya, Samuel memandang rendah kecintaan Alberto. Namun, sekian lama melihatnya, Samuel tahu tentang bagaimana cara Alberto hidup tanpa merugikan orang lain. Dia hanya ingin uang. Itu saja. Dia tidak ingin kekuasaan, kehormatan atau ketenaran. Dia hanya ingin uang dan hidup tenang tanpa kekhawatiran.

Hingga datang suatu hari di mana Samuel butuh melarikan diri dari dunia ini. Tidak ada yang salah dengan keluarganya. Mereka memperhatikannya dengan baik dan menginginkan kebahagiaan Samuel. Namun, entah sejak kapan perhatian itu jadi begitu mengganggu dan Samuel ingin menjauh dari semua itu. Samuel akhirnya tidak tahu bagaimana cara menghibur dirinya.

Dia membenci kelab malam, dia membenci pesta minuman beralkohol, atau pun sex di luar nikah.

Ada banyak nomor di kontaknya, namun entah kenapa tidak ada yang bisa Samuel hubungi tengah malam itu.

Samuel akhirnya berinisiatif membuka kontak ponselnya. Nama Alberto tertera paling atas. Dan Samuel segera menghubungi.

Ketika Alberto menjawab dengan sapaan halo seperti biasanya, Samuel tahu jika Alberto sudah tertidur dan harus bangun ketika mendengar dering telepon dari Samuel. Saat itu, hanya satu kalimat yang Samuel katakan, "Aku sedang sendirian di apartemen, tapi aku lapar."

I Love My President Though He Is PsychoWhere stories live. Discover now