She Is Psycho 8 : Ayah Samuel

1.6K 147 23
                                    

Sesampainya di kediaman Wilkinson, Alberto benar-benar bingung bagaimana cara memperkenalkan Nafelly pada Felix. Hanya dari namanya saja, Felix pasti akan sangat syok dengan hal ini. Apalagi, sepanjang jalan, Alberto sudah menginterogasi Nafelly dan perempuan itu benar-benar lupa dengan apa yang terjadi di kehidupannya. Yang dia tahu hanya Samuel dan Nafelly bahkan menanyakan berbagai macam hal yang dia lihat di jalanan. Walaupun memang, kalimatnya seperti, "Aku seperti pernah melihat ini. Apa namanya?"

Hilang ingatannya Nafelly benar-benar parah hingga melupakan nama benda.

Sekali lagi, Alberto menghela napas panjang dan mematikan mesin mobilnya. Samuel benar, harusnya mereka pergi bersama-sama, bukannya terpisah seperti ini. Alberto menoleh dan menatap Nafelly dengan serius. "Mari kita ubah namamu."

Nafelly mengerutkan alisnya dengan bingung. "Apa? Kenapa?"

"Ada sesuatu yang terjadi dan lagi, identitasmu tidak jelas. Kau hanya akan menambah masalah jika menggunakan nama itu." Tentunya, masalah itu bukan masalah Alberto, tapi masalah untuk Nafelly. Dan Alberto yang sudah turut masuk dalam masalah ini, tentunya tidak mungkin membiarkan Nafelly cepat-cepat mati dengan mengungkapkan nama aslinya.

Walaupun dengan cemberut, Nafelly akhirnya mengiyakan. "Baiklah, tapi aku ingin tahu apa masalahnya."

"Nanti. Jika waktunya tiba. Kita ganti namamu menjadi ...." Alberto berpikir sejenak.

"Bagaimana jika Selena?" Nafelly mengajukan sebuah nama. Dia tersenyum cerah. "Aku melihat nama itu sepanjang jalan. Sepertinya dia orang kaya raya seperti Galaxy. Atau, bisakah aku menggunakan nama Taylor? Aku tidak keberatan jika nama belakangnya Swift! Oh!! Atau! Atau! Kita bisa menggunakan nama Angelina. Dengan kata Jolie di belakangnya."

Alberto membeku, menahan napasnya dan menatap Nafelly dengan pandangan penuh arti.

"Apa? Kenapa kau memandangku begitu?" Heran Nafelly yang wajahnya masih tersenyum ceria.

Alberto akhirnya bernapas setelah sekian lama menahan napas. Dia akhirnya merasa harus mengendurkan kecurigaannya pada identitas Nafelly sebagai mata-mata. Nafelly terlalu bodoh untuk itu. Alberto menggaruk sudut matanya yang tidak gatal. "Tidak. Aku hanya merasa kau sangat jenius."

"Benarkah?!" Nafelly membalas dengan ceria. Dia bahkan hampir melompat di tempatnya. "Jadi, nama mana yang menurutmu cocok untukku?!"

"Aku sudah menemukannya. Bagaimana jika kita menggunakan nama Christina untuk nama depannya, dan Felly untuk nama belakangnya?"

"BAGUS!! CHRISTINA PERRI—APA?!" Keceriaan Nafelly menghilang. Dia mengerutkan alisnya setelah mengulang nama buatan Alberto di telinganya. "Christina Felly? Kau hanya mengubah nama depanku ke belakang."

Alberto tersenyum dan mengangguk. "Pintar!" pujinya sambil mengusap kepala Nafelly.

Nafelly menghempaskan tangan Alberto kuat-kuat. "KALAU BEGITU KENAPA KAU MENANYAKAN PENDAPATKU?"

"Ouch!" Alberto menutup kupingnya yang berdengung. "Jangan berteriak terlalu kencang. Dan lagi, tidak ada yang menanyakan pendapatmu."

"Kenapa tidak Christina Perri saja?! Dia juga ada di sepanjang jalan!!"

"Karena dia ada di sepanjang jalan, kau tidak boleh menggunakan nama itu."

"Kenapa?! Kenapa begitu?!"

"Sebuah nama juga memiliki hak cipta. Dan berhenti meninggikan suaramu! Nanti kita—"

"TIDAK MAU!!" pekik Nafelly dan memukul keras kepala Alberto. "Aku ingin nama lain!!"

"Hey, tenanglah!!"

"Ini tubuhku!! Kenapa malah kau yang memberi nama seenaknya?!"

"Itu memang namamu. Aku tidak memberi yang lain."

I Love My President Though He Is PsychoWhere stories live. Discover now