He Is Psycho 7 : Sebenarnya, Siapa?

2.1K 184 30
                                    

Alberto dan Samuel masih saling berbisik tentang memperdebatkan di mana Nafelly harus tinggal. Dan Samuel harus menyerah saat Alberto mengatakan, "Kenapa kau bersikukuh membiarkannya di rumahmu? Bukannya kau tidak mau menikah dan membenci semua manusia yang ada di dunia ini? Apa Nafelly bukan manusia? Kenapa kau sangat berbeda saat ini?"

Samuel membuka dan menutup mulutnya mendengar ultimatum Alberto. Benar juga. Bukankah ini tidak seperti dirinya yang biasanya?

"DASAR HOMO SIALAN!!"

BRUK!!

Teriakan itu datang bersamaan dengan Alberto yang tiba-tiba menghilang dari pandangan Samuel.

Samuel berkedip berkali-kali sebelum melotot saat menyadari bahwa Alberto sudah berada di lantai. "ALBERTO!!" teriaknya dramatis.

"BAJINGAN HOMO SIALAN!! BISA-BISANYA KALIAN BERMESRAAN DI HADAPANKU?!"

"ALBERTO!!" teriakan Samuel menyusul teriakan Nafelly saat dia berlutut dan meraih tubuh Alberto yang tergeletak di lantai. Suara jatuh tadi terdengar sangat keras hingga menggetarkan lantai gedung ini. "ALBERTO!! JANGAN MATI!!"

Tindakan Samuel segera disalahartikan oleh pandangan Nafelly. Di matanya, Samuel sedang memeluk mesra Alberto yang terlihat berpura-pura mati. "MATI SAJA, DASAR BAJINGAN HOMO SIALAN!!"

"TIDAK!!" Samuel segera berputar dan menunjukkan punggungnya pada Nafelly yang sudah mengangkat kaki. Namun, Nafelly beralih dengan cepat dan menjambak rambut Alberto.

"AW! AW! AW! SAKIT!!"

"ALBERTO!! SIALAN LEPASKAN ALBERTO!!"

"LEPASKAN SAMUEL!!"

"KALIAN BERDUA, LEPASKAN AKU!!"

"ALBERTO!!"

"BAJINGAN!!"

"HENTIKAN!!" Samuel segera beralih, memeluk Nafelly erat-erat dan meraih kedua tangan Nafelly agar menjauh dari Alberto. Namun, itu malah memberikan Nafelly kesempatan untuk menendang Alberto. "TIDAK!! JANGAN SAKITI ALBERTO!!"

Dan teriakan Samuel malah membuat Nafelly semakin brutal. Butuh usaha yang sangat kuat dan kasar agar Nafelly benar-benar melepaskan Alberto. Samuel bahkan harus rela jatuh ke lantai dan memeluk seluruh tubuh Nafelly agar tidak memberontak.

"Nafelly!" bisik Samuel tepat di telinganya saat Nafelly masih memberontak di pelukannya. "Nafelly! Tenanglah dan perhatikan Alberto! Tenanglah!"

Nafelly masih memberontak. Matanya memang terpaku pada Alberto. Namun, kilatan marah itu berangsur-angsur hilang saat melihat Alberto yang tubuhnya gemetaran tapi mencoba terlihat tenang.

"Nona Christine, sepertinya ada kesalahpahaman di sini," kata Alberto, mencoba untuk terlihat tenang, namun wajahnya tentu saja sangat pucat. "Bisakah saya tahu apa alasan Anda melakukan ini?"

Nafelly mengeraskan rahangnya, merasa bersalah di antara kemarahannya.

"Kau menjadi gila tiba-tiba saat aku sedang berbicara dengan Alberto. Itu sangat tidak sopan." Samuel menambahkan.

"Sopan?" Nafelly tersenyum sinis. "Lebih tidak sopan mana antara aku dengan dia?! Dia bahkan duduk di atas mejamu dan kalian bahkan berciuman di dalam kantor! Itu sangat tidak sopan!!"

"Apa?!" Alberto dan Samuel sama-sama terkejut dan saling melihat satu sama lain. Seolah ucapan Nafelly diulang di kepala mereka, mereka segera memalingkan wajah dan berteriak, "Huek!!" dengan sangat jijik.

"Apa yang kau katakan?! Alberto masih normal!" bela Samuel.

"Alberto masih normal, tapi kau tidak?!" sentak Nafelly pada Samuel.

I Love My President Though He Is PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang