4

939 169 47
                                    

👑 🐥 👑

👑 🐥 👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁🍁🍁

Karina membuka pintu kaca ruang kerja dan langsung terkejut, mendapati Jimin tidur di sofa dengan baju santai dan wajahnya ditutupi masker. Rambut Jimin yang panjang menutupi dahi dan leher, dan entah dari mana asal alasannya Karina tersenyum. Ini kali pertama dia melihat Jimin tidur, menyadari Jimin terlihat lucu kalau sedang tidur, mengabaikan alasan; kenapa bisa Jimin tidur di ruangannya?

"Sekretaris Park." Karina berusaha membangunkan Jimin. "Park Jimin!"

Jimin tetap bergeming.

Kemudian, ragu-ragu Karina membungkuk, memanggil dengan cara yang dirasa agak konyol tapi bikin dia penasaran—

"Oppa, bangun!"

Ajaib, Jimin langsung bangun, mengerjap dua kali lalu duduk sembari melepas maskernya. Dia tersenyum pada Karina yang justru terlihat tidak bernapas, tanpa pakaian formal dan rambut yang sedikit berantakan, Jimin terlihat jauh lebih menarik dari yang biasa Karina lihat.

"Maaf ketiduran, melek semalaman," kata Jimin, berdiri menjulang di depan Karina. "Tuan Kim memintaku melihat laporan pengeluaran keuangan dari awal tahun, ada indikasi dana besar keluar dari perusahaan yang dimanipulasi untuk memperlancar merger afiliansi itu.

"Kapan aku bisa mendapatkan laporannya?"

Karina memerhatikan Jimin yang menguap lebar, ada sedikit lebam di sudut bibir Jimin yang membuatnya meringis.

"Karina, aku butuh laporan itu secepatnya," ulangnya, karena Karina tidak menjawab.

"Aku sudah memeriksanya, tapi tidak menemukan hal yang janggal," jawab Karina, setelah dia berhasil mengusir pikiran untuk; mengacak rambut Jimin yang tampak halus dan lembut, juga mengoleskan gel dingin pada lebam di sudut bibir itu.

"Bisa kirim ke emailku sekarang?"

"Baik, segera kukirim."

Jimin kembali menguap lebar yang terlihat sangat menyakitkan.

"Sekretaris Park, mau minum kopi?"

Pertanyaan itu keluar tanpa rencana padahal Jimin sudah menggenggam knop pintu, dia menatap lurus pada Karina dan tanpa disangka membuat gadis itu salah tingkah.

"Anggap saja sebagai ucapan terima kasih, karena kau sudah menolongku di pesta tempo hari, juga untuk bantuanmu selama kita bekerja."

Tanpa menjawab Jimin kembali duduk di sofa.

"Apa pekerjaanmu di Beijing sudah selesai?" tanya Karina, seraya mengangsurkan secangkir kopi pada Jimin, dia juga menyiapkan sepiring macaron di meja kaca depan sofa kecil yang mereka duduki bersama.

"Hampir."

"Kau berhasil menemukan orang itu?"

"Ya, masih nama yang sama, tapi tuan Kim menduga ada orang lain di belakang Taehyung." Jimin melirik Karina, "dia masih mengganggumu?"

Tuan Kim dan Sang PelacurWhere stories live. Discover now