3

2K 223 114
                                    

👑 🦊 👑

👑 🦊 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

"Huening Kai melakukan penggelapan pajak perusahaan atas perintah seseorang, Tuan Kim"

Yeonjun tertunduk sangat dalam, nyaris bersujud di depan Seokjin yang duduk di depannya. Pencopotan jabatan direktur muda itu tiba-tiba ditangguhkan, dengan syarat menemukan orang-orang yang terlibat bersama Huening Kai. Kesempatan langka yang diberikan Seokjin, dimanfaatkan Yeonjung untuk menemui Huening Kai di penjara, memastikan siapa dalang sebenarnya dalam kasus korupsi tersebut.

"Tetapi Huening Kai bersikukuh tidak mau menyebutkan nama orang itu, namun yang pasti orang itu salah satu staf penting di Seoul."

"Proses hukumnya sudah berjalan?"

"Sedang berjalan, jaksa penuntut tengah menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Sesuai perintah, perusahaan menuntut hukuman ma—"

"Aku berubah pikiran," potong Seokjin. "Aku dengar ibunya sakit, kanker otak stadium dua."

"Ya, benar."

"Berapa lama orangtua itu bisa bertahan hidup?"

"Ma-maksud, Tuan Kim?"

Seokjin bergeming, menatap lurus-lurus. Otomatis direktur muda itu buru-buru mencerna pertanyaan Seokjin dan menjawabnya, agak terbata, air muka Seokjin yang terlampau datar membuat bulu-bulu ditangannya meremang dan dia jadi sukar berpikir.

"Ji-jika operasinya lancar ibunya akan baik-baik saja, tapi jika tidak, mungkin sekitar 5 tahun"

"Ajukan tuntutan hukum 5 tahun penjara untuk Huening Kai," pandangan Seokjin naik ke arah Yeonjun yang tampak menarik napas lega. "Dan hukuman mati menantimu jika kasus seperti ini terulang lagi, Choi Yeonjun. Segera bersihkan semua benalu, tanpa terkecuali!"

Seokjin beranjak dari sofa, mengaitkan kancing jas hitamnya. Dari ketinggian dia berkata....

"Bekerjalah dengan baik, kalau kau tidak ingin istrimu menghadiri pemakaman suaminya dalam waktu dekat."

"Ba-baik, Tuan Kim, te-terima kasih banyak."

🍁🍁🍁

"Apa yang kau pikirkan, Yunhee?" kata Sera dari balik mangkuk ramyeon-nya yang besar, dia mengusap bibir dengan punggung tangan setelah meletakkan mangkuk kosong di atas meja rotan depan mereka.

Sera dan Yunhee tengah duduk di beranda, menghadap halaman belakang yang luas. Bangunan tingkat dua yang digunakan Beomgyu untuk mengumpulkan para pelacurnya. Pria itu sengaja menyimpan PSK dalam satu area yang bisa dijangkau, dia tidak mau ada penghianat—meskipun terkadang Beomgyu tetap saja kecolongan. Puluhan pengawal setianya bertugas mengawasi semua hal yang dilakukan para wanita itu, tanpa ada yang terlewat.

Tuan Kim dan Sang PelacurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang