1

869 182 44
                                    

👑 🦊🐹 👑

👑 🦊🐹 👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁🍁🍁

Kalimat Taehyung yang menyudutkan dirinya terus terngiang di kepala Jiyeon, membayangi langkahnya sementara dia melewati pintu kaca otomatis lobi kantor pagi itu.

Memangnya apa salah Reeya padamu?

Taehyung menuduh dia tidak punya rasa sayang seorang ibu pada putrinya sendiri, terobsesi menghancurkan Seokjin demi harga diri dan berlagak menjadi pihak ditinggalkan. Pikirannya seketika melompat pada penawaran yang diberikan ayahnya dulu; dia harus menikah dengan Seokjin atau kakaknya terus dipukuli sampai sekarat.

Dia hanya perlu mendapat satu keturunan laki-laki dalam satu tahun, jika gagal dia boleh mengambil keputusan; terus melanjutkan atau berhenti. Meski Jiyeon tahu itu hanya akal-akalan ayahnya agar dia setuju dengan pernikahan itu, kenyataan ayahnya menentang niat bercerai dari Seokjin setelah mengetahui bayi yang dia kandung perempuan.

Saat itu Jiyeon stress berat, kesehatannya turun derastis, pendarahan terus menerus. Dia bedrest, sendirian, Seokjin sangat sibuk dengan pekerjaannya. Dia semakin tertekan dengan semua peraturan Seokjin yang memberatkan, Jiyeon seakan tidak punya siapa-siapa untuk membagi beban hidupnya.

Jiyeon hanya punya Hoseok, sang kakak yang selalu berdiri di depannya. Akan tetapi saat itu Hoseok tengah digempur pekerjaan seperti sapi perah oleh ayah mereka sendiri, bekerja tanpa henti demi membangkitkan perusahaan mereka dari jurang kebangkrutan. Jiyeon tidak tega menambah beban kakaknya, dan, saat itu lah dia berpikir untuk menghentikan kehamilannya.

Saat itu, menurut Jiyeon, itu adalah jalan terbaik supaya dia bisa lepas dari Seokjin. Dia tidak seperti gadis-gadis di cerita dark romance yang dulu sering dia baca ketika remaja, dimana tokoh perempuannya bertahan hidup bersama suami posesif, dominan, dan mengusai penuh atas dirinya. Tidak, Jiyeon tidak bisa hidup dalam sangkar emas tanpa sayap.

Dan... begitu dokternya menjelaskan kalau kondisi kandungannya lemah dan bisa berbahaya bagi kesehatan bahkan keselamatannya, Jiyeon memilih jalan buruk itu. Selanjutnya dia sekarat, Seokjin mebawanya ke rumah sakit. Tuhan berkata lain, Reeya tetap tumbuh sehat di rahimnya sampai dilahirkan ke dunia.

Tidak ada yang mau memahami keadaannya saat itu, semua orang hanya tahu dia ibu yang buruk dan jahat.

Dia sudah memohon pada Seokjin untuk menceraikannya tetapi Seokjin menolak, seperti perintah kepada anjingnya agar menurut. Padahal di surat perjanjian yang mereka buat sebelum menikah, keduanya bisa bercerai kapan saja. Dengan segala uang dan kekuasaan yang Seokjin punya, surat cerai itu tidak pernah terbit dan Jiyeon harus terjebak dalam pernikahan kontrak selama tujuh tahun.

Kemudian, rencana Seokjin naik tahta membuat sang ayah kembali memberinya tugas.

"Ayah butuh data-data yang mendukung Seokjin di pemilihan," kata Ilwoo kala itu, dan muncul ide gila Jiyeon selanjutnya. Parahnya lagi, Damhee tiba-tiba menawarkan bantuan, menakut-nakutinya dengan berkata....

Tuan Kim dan Sang PelacurWhere stories live. Discover now