1

1.5K 203 65
                                    

👑 🐻 👑

👑 🐻 👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁🍁🍁

Satu jam berlalu semenjak Sera turun dari pesawat, kini dia tengah berada dalam mobil bersama Jimin tanpa ada pembicaraan. Sera jadi bosan, tanpa direncana dia melamunkan obrolan enam tahun lalu bersama Soobin, sementara mobil yang dikendarai Jimin baru saja keluar dari hlaman airport.

"Jika suatu hari Beomgyu akhirnya menjualmu, apa yang akan kau lakukan, Seraphina?"

Sera mengernyit pada pertanyaan kakaknya, Soobin (pria yang dia anggap sebagai kakak), yang berbaring di sampingnya dengan lengan sebagai tumpuan.

"Tidak melakukan apa-apa, memang aku harus apa lagi selain menerimanya?"

Mereka berdua tengah jalan-jalan ke bukit di ujung desa, dekat lembah penuh bunga putih kebiruan yang mekar sepanjang tahun. Smeraldo, bunga cantik melambangkan keabadian.

"Kau tidak mengenalnya—kenal secara pribadi bukan dari biodata singkat yang diberikan Beomgyu," tambah Soobin cepat-cepat sebelum perkataannya disela, dia tetap rebahan di atas rumput, meski Sera beranjak duduk.

"Memangnya aku punya pilihan? Sejak ayah menjualku ke paman mengerikan itu dan aku di bawa ke sini, hidupku sudah selesai."

Soobin tidak bisa berkata apa-apa.

"Kira-kira umur berapa Beomgyu menjual pelacurnya?"

"Di atas dua puluh tahun, sekarang kau baru tujuh belas jadi masih lama."

"Tiga tahun lagi, ya?" sahut Sera. "Semoga saja orang yang membeliku nanti tampan, baik hati, juga kaya," tukasnya tanpa beban.

"Cih! Jangan mimpi terlalu tinggi."

"Ah, ya, aku lupa, pelacur tidak boleh punya impian."

"Memangnya kalau diizinkan, kau mau jadi apa, Sera?" Soobin beringsut duduk, sambil memerhatikan pengembala kambing yang lewat di depan mereka.

"Balerina. Kata miss Veronica yang mengajariku pole dance, aku berbakat menari balet. Dia pernah mengajariku, tapi tolong jangan beritahu Beomgyu."

"Benarkah?"

Sera mengangguk penuh hikmat.

"Kalau aku ingin jadi insinyur, tapi sekarang sulit. Uangnya ada tapi waktunya tidak ada, pekerjaanku merepotkan." Soobin berkomentar, lalu menertawakan impiannya itu.

"Kau baru dua puluh, bukan pelacur tapi transporter tanpa ikatan dengan Beomgyu. Masih ada harapan, Oppa, jangan menyerah. Oke?!"

Sera berdiri, membersihkan bagian belakang rok selututnya dengan tangan, dari remahan rumput atau debu yang barangkali tertinggal. Menarik bagian depan rok untuk mengusap keringat di kening, sampai-sampai dalaman celana pendek yang dikenakannya terlihat.

Tuan Kim dan Sang PelacurWhere stories live. Discover now