5

978 179 88
                                    

👑 🦊 👑

👑 🦊 👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁🍁🍁

Pukul delapan malam kurang dua belas menit di rumah, Seokjin bersandar di atas tempat tidur mengenakan kaos dan celana panjang. Dia menekan remot kontrol ke layar tivi yang menghadap ranjang, mencari-cari acara televisi yang mungkin bisa mengalihkan setumpuk masalah yang mengganggu pikiran.

Ada siaran langsung terakhir Liga Inggris antara Chelsea dan Tottenham Hotspur tapi Seokjin tidak tertarik, dia bukan penggemar sepak bola meski sejak remaja Namjoon dan ayahnya sering mengajaknya nonton premier league. Ayahnya adalah pendukung setia Setan Merah, sementara adiknya fans berat Liverpool.

Sepi, meski siaran bola itu bergemuruh. Dia mengirim pesan singkat pada Sera, meminta gadis itu ke kamarnya. Tiga menit kemudian suara ketukan dari balik pintu terdengar saat jeda iklan babak pertama, lalu sosok Sera dalam balutan piyama putih motif alpaca muncul dan berlari kecil ke arahnya.

"Suka sepak bola?" tanya Seokjin.

"Lumayan... eh, kau sudah tahu kalau ada pertandingan seru hari ini?" kata Sera, melihat siaran tivi yang dipilih Seokjin.

"Oke, kita nonton sama-sama—"

Seokjin menahan tatanan kata ketika Sera tahu-tahu naik ke tempat tidurnya, menyusup ke balik selimut dan mensabotase guling untuk dipeluk di depan dada.

"Siapa yang kau dukung?" tanya Seokjin pada Sera.

"Tottenham. Kalau kau suka klub apa?—Ah! Pasti Manchester, semua orang suka klub itu."

Seokjin tidak menjawab.

"Waktu di Beijing, biasanya kami nonton sama-sama di ruang santai bersama Beomgyu, taruhan minum soju," ucap Sera. "Aku Tottenham, kau dukung Chelsea ya," tukasnya.

Seokjin memerhatikan Sera yang mulai berceloteh tentang klub bola favoritnya. Cara Sera bercerita mirip sekali dengan adiknya, Taehyung, bersemangat dan tanpa jeda. Menggiring pelan-pelan ingatannya pada sosok adik tiri yang tidak dekat dengannya, tapi Seokjin ingat Taehyung selalu menunggu liburan Chuseok, karena dia dan ibunya pasti pulang ke Korea dan mereka makan malam bersama.

"Hyeong, aku merindukanmu, bisakah kau sering-sering pulang?"

Ungkapan itu selalu Taehyung layangkan kepadanya, setidaknya sampai Taehyung remaja sebelum Taehyung merasa lelah karena dia selalu mengabaikan. Seokjin tidak punya alasan pasti kenapa dia tidak bisa dekat dengan Taehyung, lebih tepatnya kenapa tidak berusaha dekat dengan sepupu sekaligus adik tirinya itu.

Pertandingan babak berikutnya akan dimulai dalam tiga menit, ketika Seokjin mengambil ponsel di nakas dan membaca pesan singkat dari Jimin.

Jeon Jung Kook dikirim ke Paris oleh Mr. Presiden setelah pesta ulang tahun.

Tuan Kim dan Sang PelacurWhere stories live. Discover now