M.A.M 2/32: Flying Through The Air.

6.5K 685 15
                                    


Ketika matahari muncul, Ignatius dan yang lainnya sudah berkumpul diruang keluarga untuk membahas ulang rencana mereka.

"Kita akan mengepung pulau itu, terutama gunung yang menjadi area vila mereka dengan pasukan darat kita. Ingat, ini bukan serangan langsung, kita hanya akan memasang perangkap. Sesuai yang sudah ku klasifikasi, mata-mata kita; Ian, Jean, Yuta dan Noel. Kalian akan mendekati area vila bersama Knox yang akan menjadi sniper untuk menuntun kalian dari jauh. Sementara Jordan yang akan menjadi peta kalian dengan mengandalkan Kara untuk mencari jalan masuk" jelas Ignatius.

"Kalian berempat akan menjadi kunci misi ini, karna kalian akan menyusup dan menyamar menjadi bodyguard mereka. Posisi dua orang di bagian depan akan digantikan oleh Jean dan Yuta. Knox akan melumpuhkan dua orang itu yang memiliki ciri-ciri seperti kalian. Sementara Ian dan Noel akan menggantikan dua orang dibagian belakang" sahut Christopher ikut menjelaskan.

"Jordan akan terus masuk sampai kedalam vila. Dia akan mengeksplorasi struktur bangunan dan harus menemukan dimana Astley berada. Jordan akan memperkirakan pola-pola penjagaan, dan setelahnya Ian masuk kedalam vila dan mengamankan Astley" tambah Ignatius.

"Setelahnya, apa yang harus saya lakukan, Bos?" Tanya Ian.

"Menunggu aksi Richard."

Saat itu Richard tiba di ruangan, "Pasukan udara... ok... uh.. Bos!" Ucap Richard dengan bahasa lokal.

"PASUKAN UDARA?!" Pekik Jordan dan Gial bersamaan.

Tentu saja mereka berdua akan terkejut, karna selama mereka mengabdi pada Ignatius, pria itu tidak pernah membicarakan atau mengklasifikasi pasukannya menjadi pasukan udara. Hal baru itu benar-benar mengejutkan.

"Aku mendapatkan 3 buah helikoper yang sudah kupesan beberapa hari lalu" jelas Ignatius.

"3 HELIKOPER?!" Pekik mereka berdua lagi.

"Kita belum punya helikoper, jadi.. kenapa tidak?" Sahut Tobias.

"Ayo kita mulai."

Orang-orang Ignatius yang bertugas langsung berangkat. Begitu juga dengan Jordan dan Knox yang pergi paling terakhir.

"Jadi kita akan tetap disini sesuai rencana?" Tanya Gial yang sedang berdiri disamping Ignatius, memandangi mobil-mobil orang-orangnya yang pergi meninggalkan paviliun.

"Kita harus, sampai Ian menemukan dimana keberadaan Astley. Kita akan menyerang setelah itu" jawab Ignatius lalu berjalan kembali masuk ke dalam.

Gial masih mengikuti langkah besarnya, "Kita terdengar seperti ular yang sedang memangsa. Kau tau? Diam tak bersuara, tapi mencekik mangsa-mangsanya."

"Kau dan ocehanmu, hahah."

Ignatius sampai di ruang keluarga, dan menyalakan sebuah monitor cukup besar yang bisa dilihat oleh semua orang. Monitor itu digunakannya untuk melacak dan melihat posisi orang-orangnya agar benar-benar sesuai rencana.

Titik-titik biru yang banyak itu tengah menuju pelabuhan. Christopher sendiri sudah mempersiapkan tumpangan pribadi di sebuah kapal kargo untuk keberangkatan mereka ke pulau Chieeru, tempat dimana vila persembunyian HowlLight saat ini.

"Aku tidak percaya Knox ikut dalam penyerangan ini" kata Tobias melihat titik biru berlabel Knox di layar didepannya.

"Aku berhutang pengenalan padanya, dia penasaran akan Astley" jawab Ignatius.

"Siapa yang tidak akan penasaran? Anak muda itu membuatmu gila" kata Christopher.

"Haha, aku akui."

"Jadi apa yang aku lihat kemarin pagi itu? Kotak itu?" Tanya Christopher.

Mine Are Mine (BXB)Where stories live. Discover now