M.A.M 2/37: The Truth Will Revealed,

7.6K 787 61
                                    

Kepergian Mack dan Charles beberapa jam lalu membuat ruang inap Astley tenang, karna tidak ada yang berkunjung lagi setelah itu. Malam tiba dengan taburan bintang-bintang di atas sana sebagai penghias.

Saat ini seperti biasa, Astley dan Ignatius hanya berpeluk-pelukan diatas kasurnya sambil menonton tv. Pria itu tidak mau tau dengan ocehan suster untuk tidak naik ke kasur dan ikut tidur bersama Astley, dia bahkan langsung mengusir suster setelah melakukan pengecekan pada Astley.

Laki-lakinya tidur di lengan Ignatius, sementara pria bertubuh besar itu sibuk menciumi Astley dari kening hingga leher.

"T-tuan..."

"Ha... setelah kau benar-benar pulih aku mau memandikanmu dengan tanganku sendiri hingga ke inti-intinya" gumam pria itu.

"Memandikan Astley sampai ke intinya? Untuk apa, Tuan?" Tanya Astley ngeri.

"Kau sudah disentuh-sentuh, apalagi si Karlos itu memasukkan bendanya yang seperti pensil kedalam mu. Aku mau menghilangkan semua sidik jari mereka dari tubuhmu."

"Seperti pensil... benar juga... Punya Tuan lebih besar dari dia."

Ignatius tertawa, "Hahaha! Tentu saja. Tapi aku tidak akan seperti itu. Selama ini aku menjagamu dari nafsu diriku sendiri."

Astley tersenyum lalu menciumi pipi Ignatius, "Terimakasih Tuan."

Pria itu terdiam ketika laki-lakinya menciuminya tiba-tiba, hal itu membuatnya tidak sabar mau mempamerkan kotak kepunyakannya pada Astley. Dia sungguh tidak sabar untuk melihat reaksi Astley.

Tiba-tiba dia teringat dengan tempat wisata yang cukup terkenal di Kota Timur, dia sendiri diberitau oleh Oscar. Pria bermarga Scot itu pernah beberapa kali pergi bersama kekasih gelapnya, begitu ceritanya pada Ignatius. Tapi dia juga punya rencana lain jika rencana pertamanya berhasil

"Hei, apa kau tidak mau memperkenalkanku pada bibimu dan orang-orang di kampung halamanmu?"

Pertanyaan Ignatius membuat Astley melototkan mata ngantuknya, "M-maksud Tuan?"

Ignatius memeluk Astley erat dan menatapnya lekat-lekat, "Kau yang menyadarkanku tentang pentingnya sebuah keluarga dan membuatku jujur dalam hal perasaan yang ku sembunyikan rapat-rapat. Aku juga tidak mau kau berjarak dengan keluargamu, hanya dengan menelpon saja sepertinya tidak cukup. Aku merasa seperti pria jahat yang memisahkanmu dengan keluargamu, meski bibimu mengizinkannya, tapi aku merasa sangat kurang jika bukan aku sendiri yang turun tangan. Aku mau kita ke tempat bibimu, dan aku akan melakukan tugasku sebagai seorang pria sejati."

Astley diam mendengar perkataan Ignatius yang serius, lalu dia ikut memeluk Ignatius. "Tuan... maafkan Astley... Tapi Tuan sangatlah baik kepada Astley, tidak seperti orang-orang lain, Tuan menjaga Astley dengan baik. Tuan tidak pernah menyakiti Astley dan selalu membuat Astley merasa sangat istimewa. Setiap hari siperlakukan seperti itu oleh Tuan... membuat Astley harus sakit menahan diri sendiri-"

"Apa maksudmu sakit menahan-"

Astley menutup mulut Ignatius dan menatapi Tuannya dengan mata berkaca-kaca. Dia menggeleng-gelengkan kepala, memberi isyarat kalau ia mau Ignatius menutup mulutnya sebentar saja.

"Mendengar cerita Tuan dari Noah atau Charles, membuat Astley semakin takut pada Tuan. Bukan hal yang aneh, Astley takut Tuan terus baik kepala Astley. T-tapi Astley sudah tidak mau terus-terusan menutupinya. Astley juga tidak masalah jika akhirnya Astley akan jadi sama halnya dengan Noah atau Charles, karna sekarang Astley akan berterus terang..."

Ignatius menaikkan satu alisnya, dia sunggung kebingungan. Bagaimana tidak, laki-lakinya tidak pernah seperti ini padanya. Dia bahkan punya pikiran negatif yang mengerikan.

Mine Are Mine (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang