M.A.M 3/50: Side Story 2.1

4.7K 278 19
                                    

Ignatius POV

Mungkin sudah setahun lebih pernikahan kami. Rasanya tak ada yang berubah sama sekali, kecuali Astley yang dari hari ke hari semakin mengeluarkan sifat aslinya.

Dulunya, dia hanya seorang yang pendiam dan menuruti seluruh pekataanku. Bukankah itu menggemaskan? Namun, sekarang seakan kepemimpinan di rumah ini sudah jatuh di tangannya. Mungkin sifat keibuannya begitu kuat.

"Lerell! Bereskan mainanmu, dan tidur lah. ini sudah malam! Jangan main game lagi!" Teriaknya sambil berjalan ke arah dapur.

"Sebentar lagi, ibu... Aku dan paman Richard lagi melawan bos terakhir kami!"

Aku tertawa kecil mendengar jawaban Lerell. Dia dan Richard dari tadi bermain game konsol tentang petualangan melawan monster yang aku tak paham akan alur ceritanya.

Yang ku lakukan di ruang keluarga hanya duduk di sofa dan mengerjalan beberapa urusan kantor yang harus diselesaikan malam ini juga.

"Tidak ada sebentar-sebentar, Lerell! Ini sudah jam 10 malam, besok kau harus sekolah dan ibu tak mau kau susah dibangunkan seperti pagi tadi" ucap Astley yang kembali dan meletakkan secangkir kopi yang kuminta padanya. Dia duduk di sampingku dengan wajah lelahnya karena telah mengurusi Lerell seharian.

Well, tak hanya Lerell. Tapi aku, dan seluruh orang di rumah ini.
Tempat ini berubah menjagi begitu hangat, dan semua orang akan sellau mengadukan masalah mereka pada Astley. Terlebih Ian, yang seakan ikut menjadi anak Astley karena sering bermain dengan Lerell.

"Aww... We lose, uncle Richard..."

"Thats because you're not hear your mom."

Lerell mematikan gamenya dan dengan cepat membereskan mainannya. Setelah selesai, ku lihat dia berjalan ke arah Astley dan duduk di pangkuan ibunya.

"Ibu... Maafkan Lerell... Lerell tak mendengarkan ucapan ibu..."

Seketika tercetak senyum indah di bibir Astley. Dia mengecup kening Lerell dan menggendong anak itu, "Ibu memaafkanmu. Sekarang tidurlah, besok kau harus sekolah."

"Baiklah ibu..."

Lihat dua orang yang sedang berbagi kasih sayang itu. Seakan mereka melupakan keberadaanku saja.

Astley pergi naik untuk ke kamar Lerell seperti yang biasa dia lakukan setiap malam.

Dan hal terburuk dalam mengurusi Lerell seharian adalah, dia akan lelah dan tidur lebih cepat. Lalu aku akan terjaga sepanjang malam dengan nafsuku yang membara. Memang akhir-akhir ini, aku dan Astley tak pernah punya waktu bersama.

Aku selalu mencari kesempatan itu dengan pulang dari kantor lebih awal, atau meliburkan diriku sendiri karena pekerjaanku sengaja ku selesaikan dengan cepat. Tapi dia akan selalu sibuk dengan hal lain.

Aku juga ingin dapat perhatian darinya... Sial sekali Lerell merampasnya dariku.

"Sayangku...! Apa kau juga tak mau mendengarkan ku?? Ini sudah jam 10, besok kau harus ke kantor...!" Teriaknya dari atas.

"Ya!" Jawabku.

Ku tutup laptopku dan membawanya bersamaku naik ke atas. Aku mampir ke ruang kerjaku untuk meletakkan laptopku, dan ternyata beberapa berkas yang tadi kutangani kini tersusun rapi. Sudah jelas, siapa yang melakukan bersih-bersih ini di kantorku. Aku belum mau ke kamar, aku malah duduk di kursiku dan hanya menatapi mejaku.

Mine Are Mine (BXB)Onde histórias criam vida. Descubra agora