M.A.M 2/47: The Last Mission II.

6.1K 541 42
                                    

Astley POV

"Ignatius... hyaa- mmnnhh....!!!"

Ignatius memasukkan jari-jarinya yang lain ke dalam mulutku dengan cepat, untuk menahan suaraku.

Tubuhku menegang di pangkuan Ignatius, dan mengeluarkan begitu banyak cairanku pada tangannya.

Aku bisa gila dibuatnya seperti ini!!

"I love the way you moaning like that..." Bisiknya di telingaku.

Tanpa menungguku, Ignatius melebarkan kedua kakiku dengan kaki-kakinya. Dia mengumpulkan cairanku dan langsung mengarahkannya pada anusku dibawah sana.

"Ahh..."

Ignatius mulai memasukkan 2 jarinya kedalamku dengan perlahan, dan dia juga melonggarkannya menggunakan cairanku sebagai pelumas.

"Hangat..." gumamnya.

"Eunngggh... ahh ini memalukan..."

Tanpa sadar dia menciumiku, "Setelah selama ini, kau baru mengatakannya?"

"Ahhn... ahh... s-sudahlah.."

"Hahaha, menggemaskan..."

Tiba-tiba aku merasa aneh, Ignatius memasukkan 4 jarinya!

"Aghhh... ahh!! Kenapa...??"

"Karna ekor itu besar, memang tidak sebesarku tapi aku yakin kau tidak akan sanggup jika benda itu berlama-lama didalammu."

"T-tapi... ahh... kita sering melakukannya! Kita tertidur setelah seks... hnngg... dan membiarkan penismu didalamku semalaman..."

Ignatius tertawa pelan, "Kau kan tidur, tidak melakukan apa-apa. Tapi setelah ini bukannya kita akan berkeliling? Apa kau tidak bisa membayangkan nya? Kau akan kesakitan, sayang..."

"Ahhh... ahh.. b-benar juga..."

"Atau kita pulang saja?"

Segera aku menggelengkan kepala dengan cepat, "Tidak... Ahh... Aku masih mau bermain wahana-wahana dan... eunghhh makan makanan yang dijual..."

"Pilihan yang bagus..." bisiknya lagi lalu menyudahi aktivitas jemarinya.

"Ayo... masukkan..."

Ignatius tersenyum puas melihatku, aku penasaran kenapa dia begitu?

"Cepatlah Ignatius..."

"Baiklah."

Kemudian dia mulai memasukkan benda itu ke dalam anusku. Aku pernah memakai ekor-ekor semacam itu sebelumnya, saat di tempat porstitusi Houge. Tapi saat ini, aku mau memakainya karna Ignatius. Dia terlihat sangat senang ketika ekor kelinci itu tertanam didalam anusku.

"Apa kau bisa berdiri?" Tanyanya ketika aku bangun dari sandaranku.

"Bisa..." Ucapku, tapi saat hendak bangun, kakiku sedikit lemah dan nyaris saja terjatuh. Untung Ignatius dengan cepat menangkapku.

"Ignatius... Tapi kalau aku memakai celananya, ekor itu akan tertutup..." rengekku ketika dia mau menaikkan celanaku. Maksudku... aku juga ingin memamerkannya pada orang-orang!

"Aku akan merobek sedikit di bagian belakang, ya?"

"Eh! Jangan! Ini 'kan celana pemberianmu... dan ini celana yang mahal! Bagaimana kau seenaknya bicara??" Cegatku ketika tangannya mau merobek sedikit bagian yang dia maksud.

"Aku bisa beli lagi untukmu, apalah arti sebuah celana?"

"Kau itu boros sekali, sejak kapan kau jadi seboros ini Ignatius?" Protesku.

Mine Are Mine (BXB)Where stories live. Discover now