M.A.M 2/35: The Deepest Desire, Deepest Forgiveness.

7.2K 742 38
                                    

Malam yang berkepanjangan.

Saat ini Ignatius sedang menggendong keluar dari ruangan. Mereka berdua menatapi mayat Max yang sudah memucat sejak lama. Tanpa iba, Ignatius kembali berjalan menyusuri lorong panjang menuju tangga ke bawah setelah menembaki mayat Max dikepala, dia belum puas.

Saat sampai dilantai 2, dirinya dan Astley disambut oleh Jean dan Yuta yang sedang mengevakuasi beberapa pasukannya dan para pelayan yang terluka.

Ketibaan Ignatius dan Astley dilantai dasar membuat seorang bertugas dibidang medis langsung menghampirinya dan melayani Astley. Tapi pria itu sendiri yang membawa Astley ke mobil medis untuk dirawat.

Ketika keluar, Astley mengintip melihat bangunan vila yang ia tinggali sementara wakti itu sudah tak bisa dinyatakan sebuah bangunan. Seakan hanya sekali dorongan, pondasi-pondasinya bisa berjatuhan.

"Aige.. Kau terluka.." ucap Tobias ketika mereka berdua sampai.

"Kau mengkhawatirkanku? Khawatirkan laki-lakiku yang lebih terluka didalam sana."
Ignatius menurunkan Astley dan membuatnya tidur di kasur dalam mobilnya. Dirinya sendiri ikut masuk dan duduk disamping Astley yang dipakaikan oksigen.

"Apa kau merasakan sakit disuatu tempat?" Tanya Ignatius sambil memegangi tangan kanan Astley dan menghujani kulit tangannya dengan ciuman-ciuman kecil.

"Disini... Tuan..." Astley menunjut pada dadanya.

"Kita harus ke rumah sakit-"

"B-bukan seperti itu... Tuan..."

Ignatius diam sejenak lalu kembali bersuara, "Mereka mengatakan sesuatu padamu 'kan?"

Laki-lakinya mengangguk, "Katakanlah... Tuan tidak seperti yang mereka bicarakan. Astley percaya pada Tuan Aige..."

"Astley... Aku seperti yang mereka katakan. Mereka tidak sedang menghasutmu. Tapi kesalahpahaman itu terlalu jauh."

"K-katakan pada Astley... Agar Astley tetap mempercayai Tuan..."

Ignatius tersenyum, "Aku tidak masalah kalau kau membenciku, aku memang seperti ini sejak aku dilahirkan."













Sementara di pelabuhan, Noah dan Mad Dog memarkirkan mobil mereka dan keluar begitu saja.

"Max tewas, Mr. Karlos juga tewas" ucap Mad Dog ketika mendapatkan informasi terakhir sebelum seluruh pasukan Karlos berada di bawah tangan BlackSnake.

"K-karlos... Karlos tewas..?"

"Hanya kita yang tersisa."

Noah menangis ketakutan hingga ia jongkok ditengah jalan, "Kenapa semua ini terjadi?"

"Kau tau, kalau kau jujur pada Mr. Aige, dia bisa saja membiarkanmu hidup."

Suara itu membuat Noah menoleh dan Mad Dog langsung menyiapkan senapannya. Mereka didatangi oleh Jim dan sedikit pasukannya menggunakan mobil. Mereka berdua dikepung.

"Mr. Aige menghormati orang yang jujur," Jim mendekati Noah dan menyentuh dadanya, "Katakanlah yang selama ini kau simpan disini. Aku mengatakan ini karna aku tidak ingin menambah jumlah korban lagi. Kami kekurangan kendaraan untuk mengangkut mayat-mayat kalian. Bahkan aku ditugaskan bukan untuk membunuhmu. Mr. Aige hanya ingin aku membawamu padanya. Tidakkah itu hal yang bagus?"

Noah terdiam sesaat dengan air matanya yang terus mengalir, "Aige bukan orang yang seperti kau pikir, dia menghabisi seseorang dengan tangannya sendiri. Bisa saja itu yang ia maksudkan dengan kau ditugaskan membawaku padanya."

"Kalau begitu, coba saja. Kita akan tau jawabannya."













Tidak lama setelah itu, sebuah mobil datang ke vila. Mobil itu milik Mack. Seluruh pasukan Ignatius yang sedang beristirahat langsung menegakkan tubuh mereka, dan mengarahkan senapan mereka pada mobil yang terparkir ditengah-tengah halaman.

Mine Are Mine (BXB)Where stories live. Discover now