13. Pasar Malam

52.2K 5.4K 382
                                    

Malam harinya, semua inti VIAR memasuki markas mereka. Markas terlihat sepi karena para anggota tidak bisa datang, sebagian beralasan mempunyai kendala.

Victor duluan masuk sembari menikmati rokok mahalnya. Pemuda itu duduk santai di kursi kebanggaan miliknya, hanya dia yang boleh duduk di kursi tersebut.

Jenan menghempaskan tubuhnya di kursi samping Victor, tatapan mata Jenan mengarah ke Aris yang berjalan ke dapur.

"Sekalian ambil botol soda punya gue," ujarnya sedikit berteriak.

Teriakan itu dibalas oleh Aris dengan acungan jempol.

Aryan masuk dengan kacamata putih yang bertengger di hidungnya seraya membawa beberapa kertas dan laptop. Pemuda itu langsung duduk di samping Arka yang sibuk memainkan handphone.

"Sibuk amat, Yan. Istirahat dulu kali, kepala lo gak pusing lihat materi mulu?" tanya Jenan mengejek.

Aryan melirik sekilas Jenan. "Gue gak malas kayak lo," jawabnya membuat Jenan tertawa kecil.

"Hukuman lo gimana, Ka?" tanya Jenan beralih kepada Arka.

"Kenapa sama hukuman gue?"

"Lo dapat hukuman apaan? Skors?"

Arka menggeleng, ia meletakkan handphonenya di atas meja.
"Gue dihukum buat bersihin semua toilet selama 5 hari."

"Mampus lo!" Aris datang sambil tertawa puas.

Arka menendang kaki kembarannya, sehingga membuat Aris sedikit oleng.

"Eh, anjing! Untung gue gak jatuh!" umpat Aris yang diabaikan Arka.

Aris berjalan ke arah Jenan, kemudian memberikan pemuda itu satu botol soda yang langsung diterima oleh Jenan.

"Thanks, bro."

Aris duduk di samping kiri Arka, ia menatap mengejek ke arah kembarannya. "Syukurin lo, siapa suruh berantem sama Deo."

"Dia duluan yang mulai," jawab Arka tak terima.

"Sama aja lo pada," sahut Victor menghembuskan asap rokoknya.

Arka mendengus, ia berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke arah meja billiard. Aris yang melihatnya ikut berdiri, ia menyusul Arka yang sedang mengambil bola billiard.

"Gue ikut."

Arka mengangguk pelan.

"Selesai." Aryan melepaskan kacamatanya, ia menatap Victor yang asik menghisap rokok.

"Gimana dengan gengnya Alister?"

Keempat pemuda itu menoleh ke arah Aryan.

"Sejauh ini mereka gak nyari masalah," jawab Victor datar.

"Tumben, biasanya tuh bocah suka nyari gara-gara." Ini suara Jenan, ia meletakkan botol sodanya di atas meja.

Arka yang serius menatap bola di depannya menyahut. "Paling gak lama lagi nyari masalah."

"Tunggu aja," ucap Victor santai.

***

Jennifer terbangun dari tidurnya, gadis itu merentangkan tangan untuk meregangkan otot. Tatapannya mengarah ke jam dinding, ternyata jam setengah 9 malam.

Jennifer Antagonis Girl (TERBIT)Where stories live. Discover now