21. Hukuman

39.6K 4.5K 260
                                    

Netra Pak Burhan membulat, tampaknya beliau akan marah.

"APA? YANG BENAR SAJA!"

Hening. Tegang. Menyeramkan.

Pak Burhan memukul papan tulis menggunakan rotan, ia menatap murid-muridnya tajam. "Bagaimana bisa sekelas tidak ada yang mengerjakan?!"

Arga melirik Jennifer yang acuh tak acuh, teringat dengan ucapan gadis itu, Arga sontak memandang buku fisikanya.

"Hah? Pr fisika? Belum gue."

Tersenyum miring, Arga meletakkan buku tersebut ke tasnya. Biarkan saja dia dihukum, asalkan bersama gadis itu atau gadisnya.

Pak Burhan memijit pangkal hidungnya. "Kamu bagaimana, Jerome? Kamu dan-" Pak Burhan menatap Jennifer.

"-Jennifer, kalian berdua itu pintar. Kalian juga tidak mengerjakannya?"

Melihat keduanya menggeleng, pak Burhan menghela napas kasar.
"Baik, kalian bapak hukum sampai jam istirahat. Silahkan baris di lapangan dan hormat ke tiang bendera!"

Mereka hanya mengangguk patuh.

Rara mendengus. "Basah lagi nih ketek gue," gumamnya.

"Mau gak?" Clara menyodorkan permen karet kepada Jennifer yang langsung diterima.

Saat ingin keluar, Jennifer menghentikan langkah kakinya ketika mendengar suara Pak Burhan memanggilnya.

"Jennifer."

Jennifer menoleh. "Iya, Pak?"

Pak Burhan menghela napasnya.
"Kamu di sini saja, tidak usah ikut hukuman."

Dahi Jennifer mengerut. "Kenapa pak? Saya tidak mengerjakan juga."

"Saya tahu, tapi turutin saja ya? Kamu anak pemilik sekolah ini, jika mereka tau kamu di hukum, Bapak pasti ken--"

Jennifer menggelengkan kepalanya.
"Gak bisa gitu Pak, namanya gak adil."

Melihat anak muridnya pergi, pak Burhan hanya bisa pasrah. Matilah dirinya.

Kini, mereka semua telah berbaris di lapangan menghadap tiang bendera dan hormat. Beberapa dari mereka hanya berbaris saja, tidak ikut hormat, termasuk Oji dan Satria.

"Ngapain hormat, nambahin lelah aja," ucap Oji yang diangguki Satria.

"Mending gini, iya gak Ji?"

"Betul."

Melihat pak Burhan yang datang, mereka sebelumnya tidak hormat langsung hormat, kecuali Oji dan Satria yang masih asik ngobrol.

"Pak Burhan ngasih hukuman gak kira-kira, gak tau capek kali ya."

"Taunya marah-marah doang."

Pak Burhan menatap marah ke arah keduanya, ia melepas kedua sepatu miliknya, lalu melempar tepat di kepala Oji dan Satria.

Dug!

Jennifer Antagonis Girl (TERBIT)Where stories live. Discover now