36. Persaingan

30.3K 3.5K 344
                                    

Cklek!

"Kita pulang!"

Vernan dan Abi menoleh ke arah pintu utama. Terlihat kedua orang tuanya, kedua orang tua Jennifer, dan beberapa bodyguard berbadan kekar.

Abi langsung berdiri dari duduknya, sementara Vernan diam karena ada Jennifer di pangkuannya.

Camilla memandang berbinar tubuh seorang gadis yang terlelap di atas sofa, langsung saja ia dan yang lain mendekat.

"Jennifer?" tanya Camilla bergetar.

Yohan menatap Vernan datar.
"Kembalikan putriku."

Jasmine memeluk Abi erat yang dibalas oleh pemuda itu.
"Kamu apa kabar, Bi?" tanya Jasmine sembari melepaskan pelukannya.

"Baik, Ma."

Azka berjalan mendekat, ia tersenyum jahil. "Sudah besar saja kamu, Nicholas." Langsung saja Azka memeluk Abi, lalu melepaskannya sambil menepuk pundak pemuda itu.

Tatapannya mengarah ke Vernan yang berdiri. "Kamu juga, Chris. Kalian semakin tampak berbeda dari beberapa bulan yang lalu."

Azka memang memanggil putranya dengan nama tengah, seperti Vernan yang Chris dan Abi yang Nicholas.

Vernan memeluk ayahnya itu.
"Ya, kami tumbuh dengan baik."

"Apa kalian baik-baik saja di sini bersama Jennifer?" tanya Jasmine saat Vernan berada di depannya, wanita itu membalas pelukan sang anak.

Vernan melepaskan pelukannya.
"Iya, kita hidup baik di sini."

Camilla tersenyum melihat Jennifer yang berada di gendongan Yohan.
"Putriku semakin cantik, pasti di sekolahnya banyak yang menyukainya kan?"

Jasmine menoleh, ia berjalan mendekat ke arah Camilla.
"Aku terkejut melihat wajah Jennifer, dia semakin dewasa semakin cantik saja."

"Pastinya banyak yang menyukainya, iyakan son?" tanya Azka kepada kedua putranya.

Vernan dan Abi mengangguk, lalu duduk di atas sofa. "Ya."

"Aku sudah menduganya," ucap Camilla geleng-geleng kepala.

"Apa kalian ingin langsung pulang?" tanya Azka saat dihadapan Camilla dan Yohan.

"Sepertinya iya," jawab Yohan mengecek jam tangan.

"Kenapa tidak menginap dulu sebentar, besok kalian bisa pulang. Hari sudah gelap dan rumah kalian perjalanannya lumayan jauh," kata Jasmine.

"Boleh deh, masih ada kamar kosong?" tanya Camilla.

"Masih, banyak kamar kosong di lantai dua," jawab Jasmine seraya berjalan bersama Camilla menuju lantai atas.

"Pintu putih kamarnya Jennifer?" tanya Jasmine kepada kedua anaknya yang dibalas anggukkan.

"Ayo bawa Jennifer ke kamarnya," ucap Camilla ke arah Yohan yang ikut berjalan ke atas sambil menggendong Jennifer.

Vernan dan Abi menatap Jennifer yang masih terlelap, mengabaikan tatapan Azka.

Azka duduk di tengah-tengah putranya, ia menatap bergantian ke arah Vernan dan Abi.
"Kalian yakin?"

Vernan dan Abi lantas menoleh.

Azka menghela napas gusar.
"Kalian yakin buat menyukai Jennifer?"

Keduanya tersentak.

"Papa tau dari mana?" tanya Abi bingung.

"Dari tatapan kalian," balas Azka mendengus.

"Memangnya kenapa?" tanya Vernan mengambil satu gelas air di meja, lalu meneguknya.

Jennifer Antagonis Girl (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang