HSH - 8. Model Sekolah

18K 2.3K 45
                                    

Anak-anak yang tergabung dalam kelas modeling atau yang biasa disebut model sekolah memasuki ruang tata busana satu persatu setelah dipanggil oleh Miss Shera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak-anak yang tergabung dalam kelas modeling atau yang biasa disebut model sekolah memasuki ruang tata busana satu persatu setelah dipanggil oleh Miss Shera. Mereka berjejer rapi di depan kelas.

Miss Shera membagi mereka menjadi dua kelompok, kelompak laki-laki dan perempuan. Gunanya untuk memudahkan dalam pemilihan model yang dilakukan anak-anak TB nanti.

Model-model itu berjumlah 60, 30 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan. Mereka terdiri dari anak-anak kelas 10, 11, dan 12.

Tidak seperti tata busana yang hanya mengikutsertakan anggota senior untuk berkontribusi dalam fashion show, model sekolah hampir semuanya ikut, baik senior maupun junior. Hanya anggota yang sering absen saja yang tidak diperkenankan ikut.

Seperti model pada umumnya, model sekolah didominasi oleh manusia-manusia good looking. Sebenarnya tidak semua harus tampan dan cantik karena ada beberapa yang dipilih menjadi model sekolah karena berpenampilan menarik.

Faktor utama terpilihnya siswa menjadi model sekolah tetaplah tinggi badan. Untuk perempuan minimal 160 cm, sedangkan untuk laki-laki 170 cm.

Mereka biasanya memiliki body goals, terutama model perempuan. Untuk yang laki-laki biasanya berbadan tegap.

Selain menjadi model fashion show, mereka juga menjadi wajah utama yang dipakai dalam mempromosikan sekolah. Seperti model baliho untuk menarik calon peserta didik baru. Biasanya foto mereka berdiri di samping foto siswa berprestasi.

Tidak munafik, cara itu cukup efektif untuk menarik minat anak-anak yang baru lulus SMP—terutama yang bebas menentukan sekolahnya sendiri—agar menjatuhkan pilihannya pada SMA Pertiwi. Walau tanpa cara itu juga SMA Pertiwi tetap menjadi SMA favorit dengan ekstra kurikuler yang beda dari SMA lain.

Tidak hanya model baliho, mereka juga biasanya menjadi model untuk konten sosial media sekolah dalam mempromosikan SMA Pertiwi.

Hal itu cukup berhasil membuat followers sosial media SMA Pertiwi berkembang pesat. Karena followers-nya tidak hanya siswa-siswi SMA Pertiwi saja, tapi juga dari sekolah lain. Di antaranya bahkan masih SD dan SMP. Kemunculan siswa-siswi good looking dalam konten itu berhasil membuat SMA Pertiwi menjadi buah bibir di kalangan remaja.

Di samping menjadi model untuk konten sekolah dan baliho promosi, model sekolah juga biasanya terpampang di majalah sekolah yang rilis setiap bulan.

Biasanya foto mereka diletakkan disebelah tips-tips belajar atau fakta-fakta yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan, untuk halaman yang berisi prestasi seorang siswa atau ekstra kurikuler tetap memajang foto siswa atau anggota ekstra kurikuler tersebut.

Selain menjadi model busana untuk fashion show, model sekolah juga menjadi model busana untuk katalog fashion yang memuat busana rancangan anak-anak tata busana. Biasanya hanya busana dengan nilai baik saja yang dimasukkan ke dalam katalog busana SMA Pertiwi.

Home Shit Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang