HSH - 75. Skandal

12.8K 2.2K 436
                                    

(Flashback)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Flashback)

Sesampainya di hotel yang Bellina maksud, Elgar memarkirkan mobilnya lalu berlari menuju lift dan naik ke lantai tempat kamar Bellina berada.

Hingga kini dia tidak tahu apa yang telah terjadi dengan cewek itu, tapi yang pasti dia khawatir mendengar Bellina meneleponnya dengan menangis.

Sekali lagi, ini murni karena Elgar menganggap Bellina teman, bukan karena dia belum move on.

Mengingat mereka pacaran kurang dari sebulan, menghilangkan perasaannya untuk Bellina tentu sangat mudah bagi Elgar, bahkan sebelum mereka putus. Karena perasaan di antara mereka hanya sebatas tertarik saja, tidak sedalam perasaan sepasang kekasih pada umumnya.

Selain itu, Bellina juga hidup sendiri. Kedua orang tuanya bercerai dan masing-masing memiliki keluarga. Hanya teman-temannya saja yang selalu ada untuknya. Salah satunya adalah Elgar. Jadi, dia akan merasa bersalah saat tahu Bellina membutuhkan bantuan, tapi dia tidak membantunya.

Elgar langsung membuka pintu hotel setelah memastikan nomor kamar itu sesuai dengan yang dikatakan Bellina.

Ruangan itu tampak gelap, hanya cahaya dari lampu tidur saja yang menerangi. Isakan seorang wanita terdengar nyaring di antara kesunyian di sekitarnya.

Di atas ranjang tampak siluet seorang gadis yang duduk bersandar di head bed. Elgar segera menyalakan lampunya.

Merasa ruangannya berubah terang, cewek itu mengangkat kepalanya dan menatap Elgar dengan mata basahnya. Tangisnya semakin pecah.

“Bell, lo kenapa?” tanya Elgar khawatir. Dia melangkah dengan cepat menghampiri Bellina.

Bellina tidak menjawab. Dia hanya memeluk Elgar dan menangis dalam pelukannya.

Kehadiran Elgar memberikan rasa aman untuknya. Dari beberapa nomor yang dia hubungi, akhirnya ada juga yang mau menolongnya.

Saat tangisan Bellina mereda, Elgar mengurai pelukannya dan menatap cewek itu dengan sorot kekhawatiran. Sayangnya, Bellina hanya menunduk.

“Ada apa, sih, sebenarnya? Kenapa lo nangis?” Elgar kembali bertanya untuk menuntaskan rasa penasarannya.

Lagi-lagi tidak ada jawaban keluar dari mulut Bellina. Hanya isakan kecil saja yang terdengar.

Rasanya Elgar ikut frustrasi. Dia mengacak rambutnya. Pandangannya menyebar ke seluruh penjuru ruangan.

Beberapa pertanyaan bermunculan di kepalanya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Bellina? Kenapa dia sampai terdampar di hotel?

Jika melihat jenis pakaian yang cewek itu kenakan, sepertinya dia habis clubbing. Namun, entah kenapa Bellina tidak mau menjawab pertanyaannya dan malah menangis tiada henti.

Home Shit Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang