HSH - 31. Berangkat Bareng

16.6K 2.2K 102
                                    

“Hati-hati di jalan! Jangan ngebut ya, Elgar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hati-hati di jalan! Jangan ngebut ya, Elgar. Ini masih pagi kok,” ucap Mami setelah Cloudy dan Elgar berpamitan.

Mungkin Mami mengira anak dan menantunya akan berangkat bersama, tapi sayangnya pemikiran Cloudy tidak seperti itu. Dia berencana berangkat bersama Arjuna dan Windy seperti biasanya. Dia juga tidak peduli kalaupun Elgar akan menjemput salah satu ceweknya.

“Iya, Mi,” sahut Elgar.

Saat Cloudy berniat melangkahkan kaki menuju arah yang berlawanan dengan mobil Elgar berada, Elgar segera menahan tangannya.

“Mau ke mana?” tanyanya.

“Ke rumah Juna,” jawab Cloudy polos seolah apa yang akan dilakukannya adalah hal wajar.

“Ngapain?”

“Nebeng.” Cloudy tampak malas-malasan menanggapi pertanyaan Elgar.

“Kenapa harus nebeng Juna? Lo bisa berangkat sama gue.”

“Nggak!” tolak Cloudy tanpa berpikir panjang.

“Kenapa?” tanya Elgar dengan kernyitan dahi, tidak suka dengan penolakan Cloudy.

“Lo mau kita digosipin lagi kayak dulu?” Cloudy mengingatkan Elgar pada kejadian saat mereka masih kelas 10 dulu.

Hanya karena Cloudy saja yang memanggil Elgar dengan panggilan Thunder dan ketahuan memberikan coklatnya untuk Elgar di hari terakhir MOS, orang-orang berasumsi jika mereka punya hubungan.

Padahal Cloudy merasa tidak ada yang istimewa dari apa yang dia lakukan itu hingga membuat orang-orang bisa berpikir semacam itu.

Cloudy memberikan coklatnya untuk Elgar karena di hari terakhir MOS peserta MOS diminta membawa coklat dan memberikannya pada salah satu teman gugusnya yang meninggalkan kesan manis saat mereka menjalani MOS bersama.

Karena tidak tahu harus memberikannya pada siapa mengingat tidak ada teman gugusnya yang meninggalkan kesan manis selama MOS untuknya, akhirnya Cloudy memilih memberikannya pada Elgar sekaligus sebagai bentuk terima kasihnya karena Elgar telah menolongnya, walau tanpa bantuan Elgar, Cloudy yakin bisa keluar dari lubang sendiri.

Dan, untuk masalah panggilan, Cloudy sudah terbiasa memanggil Elgar dengan panggilan Thunder karena di awal pertemuan mereka, cowok itu memperkenalkan dirinya sebagai Thunder, bukan Elgar.

Bukan salah Cloudy jika hingga kini masih memanggil cowok itu dengan panggilan Thunder karena kebiasaan.

“Kenapa harus takut digosipin? Bukannya lo udah biasa berangkat-pulang sama teman-teman cowok lo? Lo berangkat sama gue nggak akan bikin mereka curiga. Mereka pasti nganggap itu hal wajar.” Tersirat nada sindiran dalam pertanyaan Elgar.

“Ya, tapi kalau keseringan tetap aja bikin mereka curiga. Kita baru aja pulang bareng waktu mau fitting baju tempo hari, by the way. Dan, sekarang lo ngajak gue berangkat bareng lagi?”

Home Shit Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang