HSH - 60. Gara-gara Sesha

13.9K 2.1K 111
                                    

Priiiittt!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Priiiittt!!!

Suara tiupan peluit dari guru olahraga menjadi pertanda bagi tiga cewek yang sedang bersiap di pinggir kolam untuk mulai berenang dengan gaya bebas.

Di seberang, guru olahraga sudah menunggu mereka dengan duduk di pinggir kolam sambil membawa stopwatch untuk menghitung kecepatan renang mereka dalam 1 setengah kali putaran.

Cloudy mengayunkan tangannya dengan gesit agar cepat sampai dalam waktu singkat. Dia hanya fokus pada dirinya sendiri, tidak sekalipun menoleh pada temannya yang berenang di sebelahnya.

Kali ini Cloudy berambisi mendapat nilai bagus karena di tes renang sebelumnya dia mendapat nilai C karena tidak bisa renang gaya punggung.

Dia harus membayar kegagalannya itu sekarang kalau tidak ingin mendapat remedi saat mendekati ujian semester.

Saking fokusnya terhadap dirinya sendiri, Cloudy sampai tidak sadar dengan kejadian konyol yang terjadi di sebelahnya.

Sebenarnya tidak banyak juga yang menyadarinya, tapi yang pasti guru olahraga tahu sampai geleng-geleng kepala.

Di sebelahnya, teman Cloudy yang bernama Nuril sedang berjuang untung menyelesaikan tes ini walau dia bahkan belum mendapat setengah kali putaran di saat Cloudy dan temannya yang lain sudah menuju satu kali putaran.

Sadar jika dirinya memang tidak bisa renang, tapi harus tetap ikut tes agar mendapat nilai--walau ujung-ujungnya dia yakin jelek, Nuril berinisiatif membuat dirinya seolah-olah sedang berusaha mencapai garis finis dengan memasang tampang yang meyakinkan dan mengayunkan tangannya seperti yang Cloudy dan Anggraini lakukan.

Namun, tanpa teman-temannya sadari, kaki Nuril masih berpijak di dasar kolam. Tangannya saja mengayun layaknya benar-benar berenang, tapi di bawah air kakinya berjalan untuk bisa menyusul teman-temannya.

Nuril memang bisa menipu teman-temannya, tapi dia tidak bisa menipu guru olahraga yang tampak jengah melihat tingkahnya.

Untungnya mereka dites oleh guru yang sabar jadi guru itu tidak berkomentar sekalipun dia tahu. Takutnya Nuril akan ditertawakan teman-temannya kalau mereka sampai tahu. Karena kekurangan seseorang tidak patut ditertawakan.

Guru itu juga tahu kalau Nuril lumayan unggul di olahraga lari karena badannya kecil dan larinya gesit, jadi menurutnya tidak bisa renang bukan sesuatu yang harus dipermasalahkan mengingat Nuril juga punya kelebihan di olahraga lain.

Tidak ada manusia yang sempurna. Pasti ada saja kelemahan dan sesuatu yang tidak bisa dilakukan.

Sebagai guru, Pak Fredo tidak menuntut kesempurnaan, seperti mengharuskan murid-muridnya jago dalam segala olahraga layaknya atlet.

Dia hanya ingin melihat usaha terbaik mereka. Kalau mereka sudah berusaha, tapi tetap tidak bisa—seperti halnya Nuril—dia tidak masalah. Masih ada pelampung yang bisa menolong Nuril kalau daerah rumahnya kebanjiran.

Home Shit Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang