Rindu Mama

128 96 17
                                    

Happy Reading✨

Leo menggaruk tengguknya yang tidak gatal. "Loh? Bukannya yang nembak Nesyi itu... Anggota Snakers?"

"Mereka di sewa."

"SEWA?" Kompak si kembar.

"Iya."

Lion mengubah mimik wajahnya menjadi datar. "Siapa?" Singkatnya dengan nada dingin.

Leo tersentak atas penuturan dari kembarannya. Jujur saja dirinya jarang, bahkan tak pernah sama sekali melihat Lion bertingkah sedingin ini. Berbicara hanya satu kata, di tambah lagi mimik wajah yang benar-benar datar seperti tembok. Sepertinya Lion benar-benar marah, pikirnya.

"Robin." Panggil Dhefin, sembari memberikan kode untuk sang wakil.

Mengerti dengan kode ketua, Robin segera menghidupkan iPad dan menunjukkan data-data orang tersebut kepada Leo dan Lion.

Leo mengerutkan dahinya. "Rega Vahrudi Bagaskara? Siapa, tuh?" Bingungnya membaca data tersebut. "Dari, perusahaan RVB Crop! Apa... Ini permasalah bisnis antara papa sama nih, orang?"

"Mungkin."

"Karena itulah, kita semua mau cari tau."

"Gue ikut!"

"Tap—"

Leo memandang anggota BlackBlood dan GoldDragon satu persatu. "Kali ini aja. Biarin gue ikut." Mohonnya.

Mereka pun memandang satu sama lain, mempertimbangkan permintaan Leo tersebut. "Jangan pernah ngeluh atau apapun kalau lo mau ikut, Bang!" Ucap Lion dengan masih menggunakan nada dingin dan wajah datar.

Leo mengangguk paham. "Okey!"

Para anggota yang lain memandang Lion dengan tatapan berbeda, tidak biasanya ketua Naga itu membiarkan anggota keluarganya ikut campur dalam masalah seperti ini. Tapi mereka juga tak dapat menyangkal, jika Leo juga merupakan kakak tertua Nesyi, tentu saja dia harus ikut andil dalam masalah ini.

"Kapan kita selidiki kasus, ini?" Tanya Ethan.

"Secepatnya."

Lion mengeraskan rahangnya dan menajamkan matanya. "Siapa pun dia! Apapun motif penyerangan itu. Gue enggak akan pernah maafin dia!" Geramnya.

Leo menepuk bahu sang twins bermaksud menenangkan. "Tenang! Kita cari tau bareng-bareng, dan jangan tersulut, emosi!" Peringatnya.

Raja mengangguk. "Bener kata bang Leo. Tenang dan jangan tersulut emosi."

Robin menoleh. "Eh? Tumben bicara lo bener kali ini."

"Heh! Maksud lo apa? Menghina gue, lo!"

"Iya!"

"Wah! Nggak bener! Sini lo, setan!"

Raja kemudian mengejar Robin yang telah lari terlebih dahulu. Alhasil, mereka saling berkejar-kejaran layaknya pasangan muda yang sedang berkencan. Tapi sayangnya mereka lelaki.

Yang lain hanya memandang kedua lelaki itu dengan tatapan jengah, dari pada meladeni duo R itu. Lebih baik mereka pergi saja kembali ke ruangan Nesyi.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang