Kemarahan Nesyi

13 9 0
                                    

Happy Reading✨

Nesyi, Angel dan si kembar saat ini tengah berjalan dengan tergesa menyusuri koridor rumah sakit untuk mencari ruangan tempat Ghina berada.

"Ini dia!" Ucap Angel ketika melihat nomor ruangan VVIP tersebut. Mereka lantas segera memasuki ruangan dengan keadaan yang benar-benar khawatir.

"Ghina!" Panggil Nesyi dan Angel bersamaan.

Kedua orang tua Ghina berbalik, sedikit tersentak saat melihat kedua sahabat putri mereka berada di sana. Namun mereka kembali merubah ekpresi menjadi biasa. Tidak heran jika kedua sahabat Ghina bisa berada di tempat itu. Mengingat para pemuda yang telah membantu mereka adalah sahabat dari keluarga Gavazura dan Angel

"Ghina! Lo kemana, aja? Kenapa bisa, kaya gini?" Lirih Angel sembari memegang tangan Ghina yang tidak diimpus.

"Apa yang sebenarnya udah terjadi Paman, Bibi?" Tanya Nesyi pada kedua orang tua Ghina. "Kenapa Ghina bisa sampai, kaya gini? Dan kemana aja kalian semua?"

Kedua orang tua Ghina menunduk. Tidak berani ralat lebih tepatnya malu memandang mata Nesyi. Karena kedua gadis itu sudah sangat banyak membantu keluarga mereka dari setiap segi, baik ekonomi dan sosial.

"Maaf... Maafkan kami, Nak." Lirih Bino menunduk dalam. Nesyi memejamkan matanya sembari menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya kembali.

"Ceritakan, Paman!" Pinta Nesyi dengan dingin. Hal itu membuat Leo dan Lion menghela nafas kasar.

Bino mendongakkan kepalanya menghadap Nesyi, kemudian mau tidak mau ia akhirnya tetap menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi.

Nesyi, Angel, Leo, Lion dan lainnya yang belum mengetahui cerita sebenarnya mendengarkan dengan seksama. Nesyi dan Angel bahkan telah pun mengepalkan tangannya menahan amarah.

"Maaf, ini semua salah kami sebagai orang tua yang tidak becus menjaga, Ghina." Ucap Bino mengakhiri cerita.

"Kenapa Ghina nggak pernah cerita." Batin Angel sembari melihat Ghina yang tengah memejamkan matanya.

"Bang! Cari tau siapa dia! Gue pingin secepatnya orang itu ketemu!" Geram Nesyi.

"Siap! Laksanakan!" Patuh Lion tanpa bantahan. Pemuda itu saat ini tidak ingin mengeluarkan tanggapan apa pun, karena jika adiknya tengah marah maka gadis itu akan berubah menjadi harimau. Sangat seram.

"Ekhem." Dehem Lion. "Oke, kalau gitu gue pergi dulu. Zayyan, Ethan, Al! Ayok!" Ajaknya yang segera diangguki oleh ketiga sahabatnya.

"Kita ikut!" Ucap Raja yang juga diangguki oleh anggotnya.

Leo mendekat ke arah Nesyi kemudian mengelus kepala adiknya yang tertutup hijab itu dengan lembut. Bermaksud untuk menenangkan adiknya yang tengah berada dalam emosi tinggi.

"Tenang, Dek! Istighfar... Jangan gegabah dan jangan buat keputusan disaat kamu emosi." Ucap Leo dengan lembut.

Nesyi menghembuskan nafasnya kasar. Setelah mendengar cerita dari kedua orang tua Ghina, membuatnya sangat emosi. Berani sekali lelaki bajingan itu menodai sahabatnya.

"Kami memohon maaf Nesyi, Angel. Kami tidak bermaksud menyembunyikan kebenaran ini dari kalian. Hanya saja, kami malu karena terus bergantung pada keluarga kalian." Ujar Risha membuat Nesyi dan Angel menoleh dengan spontan. Pandangan wajah dingin dan datar pun menghiasi wajah cantik keduanya.

"Malu? Kenapa?" Tanya Angel yang kemudian berjalan menuju Nesyi.

"Kami... Kami sudah terlalu banyak merepotkan kalian. Selalu saja, setiap kali keluarga kami memiliki masalah. Pasti kalian selalu membantu kami." Jawab Bino.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang