Menjemput Sang Sahabat

23 14 0
                                    

Happy Reading✨

Nesyi saat ini tengah diantar oleh Tomi menuju rumah sakit, tempat Angel dirawat. Hari ini gadis itu sudah diizinkan pulang, jadi ia ingin membantu sahabatnya.

"Kenapa lo nggak tungguin Angel di rumah, aja?" Tanya Tomi saat mereka dalam perjalanan ke ruangan Angel.

"Nggak bisa gitu dong, Kak! Angelkan sahabat gue." Jawab Nesyi.

"Sepenting apa sih sahabat dihidup lo? Dia kan cuma sahabat doang bukan keluarga, lo."

Nesyi terkekeh. "Kakak salah. Angel bukan cuma sahabat gue. Tapi dia udah kaya kakak gue sendiri, dia selalu jagain gue selama ini. Walaupun pernah buat kesalahan. Tapikebaikan dia lebih banyak dari pada kesalahannya."

Tomi diam, lebih memilih untuk menyimak saja.

"Gue nggak mau kaya kebanyakan orang, kak. Membenci orang lain hanya karena satu kesalahan. Sedangkan 99 kebaikannya langsung dihilangkan."

Tomi mengangguk, cukup mengerti dengan penjelasan Nesyi. Memang benar dan tepat sasaran sekali penjelasannya. Saat ini, kebanyakan orang selalu mengingat satu kesalahan seseorang dari pada 99 kebaikan.

"Gue jadi iri."

Nesyi mengerutkan keningnya bingung. "Iri? Maksudnya?"

"Ya. Gue iri sama Angel karena punya sahabat kaya, lo. Yang walaupun udah dibuat kecewa, tapi tetap setia sama dia." Lirih Tomi tersenyum miris. "Tapi nggak bisa dipungkiri, kalau gue juga beruntung karena punya BlackBlood disisi gue selama ini." Lanjutnya dengan nada girang.

Nesyi tertawa kecil. "Pada dasarnya setiap manusia itu memang punya keberuntungan, kak. Cuma selama ini kita aja yang nggak sadar."

Tomi mengangguk takzim setuju dengan penjelasan Nesyi. Mereka lantas melanjutkan perjalanan dengan keadaan hening.

Ceklek.

"Misi-misi... Anggota penjemputan telah tibaaaa." Sorak Nesyi girang saat memasuki ruangan.

"Wah! Pas banget! Sini-sini... Gue memang butuh anggota buat beresin barang-barang!" Sahut Angel dengan tertawa girang.

Nesyi tertawa, ia lantas segera mendekat kearah Angel, membantunya untuk melipat baju pasien dan membereskan brankarnya.

"Tumben lo nggak sama singa atau naga posesif." Tanya Angel heran.

"Mereka sibuk, biasalah yang udah mau sidang."

Angel hanya ber'oh ria sembari mengangguk mengerti. Nesyi lantas melanjutkan acara bersih-bersihnya, sedangkan Angel saat ini baru saja selesai membersihkan diri.

"Oh iya, Afkar nggak dateng?"

"Nggak. Katanya sih lagi ada acara di sekolahnya." Nesyi mengangguk menanggapi.

"Udah kan? Nggak ada yang ketinggalan, lagi?" Tanya Tomi memastikan.

"Sudah aman, ayo kita turun sekarang." Ajak Vikro. Ayah Angel.

Mereka lantas segara keluar ruangan menuju lift untuk turun ke bawah.

"Seneng banget, deh. Akhirnya lo bisa pulang juga!" Ucap Nesyi girang sembari memeluk Angel ketika mereka berada di lift.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang