Kemarahan Afkar

26 18 1
                                    

Happy Reading

Arganeta Mansion.

Saat ini, isi mansion milik keluarga Arganeta sudah tidak beraturan. Perkelahian antar saudara itu benar-benar menghancurkan segalanya.

"CUKUP DHEFIN, ROCKI!" Teriak Azman melerai kedua putranya. Melihat seluruh barang-barang hancur berantakan, membuat amarah Azman tidak dapat tertahankan.

"Biarin Rocki kasih pelajaran ke anak pembawa sial ini, pah!" Hina Rocki membuat amarah Dhefin kembali memuncak.

"Gue bukan anak pembawa sial!" Hardik Dhefin kemudian kembali menyerang Rocki.

Karena keadaannya yang tengah terluka, Rocki sama sekali tidak dapat menghindari serangan tiba-tiba Dhefin. Membuat pemuda itu seketika tumbang dengan darah keluar dari mulutnya.

"Itulah akibatnya karena berani menghina gue, dan udah berani menganggu keluarga gue!" Tekan Dhefin memandang sang kakak dengan tatapan benci.

Anggota BlackBlood tersenyum haru saat mendengar secara langsung Dhefin mengatakan hal tersebut. Keluarga yang dimaksud oleh Dhefin adalah mereka, keluarga besar BlackBlood.

Rocki terkekeh dengan keadaannya yang lemah. "Keluarga?" Pemuda itu lantas tertawa dan terbatuk dengan kembali mengeluarkan darah dari mulutnya. "Siapa yang sudi jadi keluarga lo, ha! Bahkan angin pun enggan untuk berhembus di sekitar lo!"

"Lo bilang enggan? Mata lo buta, ya! Jelas-jelas gue sekarang berdiri dihadapan, lo. Bernafas dengan oksigen yang dihasilkan dari angin. Lo bilang siapa yang sudi? Hahaha! Gue pikir lo emang bener-bener buta! Bahkan lo nggak bisa lihat mereka semua berdiri dihadapan, lo!" Kali ini Dhefinlah yang tertawa, balas mengejek Rocki.

Azman berlari membantu sang anak untuk berdiri. "Pergi kamu anak sialan! Pembawa sial! PERGI DAN JANGAN PERNAH KEMBALI, LAGI!" Usir Azman dengan menghina.

"Anda pikir saya sudi menginjakkan kaki di tempat hina, ini? Anak anda lah yang telah mengganggu kehidupan, saya!" Balas Dhefin mencoba menahan emosi. "Dan saya peringatkan kepada kalian! Jika kalian berani mengganggu ketenangan saya, dan keluarga saya! Maka saya tidak akan segan untuk membunuh kalian semua!" Ancam Dhefin penuh penekanan dan segera pergi meninggalkan mansion, diikuti pula oleh anggotanya.

Azman memandang kepergian Dhefin dengan pandangan tajam. Kebenciannya terhadap sang anak semakin menjadi-jadi saat ini. Pria peruh baya itu lantas menyuruh Fajri untuk membawa Rocki kembali kekamarnya, sementara ia langsung menghubungi dokter.

Dhefin keluar dengan amarah yang memuncak, pemuda itu kini mengendarai motor CBR1000RR SP1 nya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Anggotanya yang lain pun mencoba untuk mengimbangi ketuanya. Berharap jika sang ketua tidak melakukan hal yang bodoh.

(*^_^*)

"Bang! Kapan gue boleh keluar?" Tanya Nesyi yang tenga disuapi oleh Lion.

"Besok." Singkat Leo yang baru kembali dari ruang dokter.

"Serius, Bang!" Seru Nesyi dengan mata berbinar.

"Iyo!" Jawab Leo.

"Udah nih makan! Habisin." Titah Lion kembali menyodorkan sendok berisi nasi.

"Nggak mau! Kenyang!" Tolak Nesyi dengan memalingkan wajahnya.

"Makan, adek!" Paksa Lion.

Kita Berbeda [Ending]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें