Pertemuan

17 3 0
                                    

Jangan lupa VOTE, komen and follow

Happy Reading✨

7 tahun kemudian ....

Hari silih berganti, bulan demi bulan sudah terlewati hingga tak terasa menjadi tahun. Hari ini tepat sudah 7 tahun sejak perginya Gavazura family dari Indonesia.

Seorang gadis dengan pakaian formal berjalan menyusuri koridor, tampak seluruh karyawan menunduk menyambut kehadirannya. Kaki jenjangnya membawa gadis itu ke sebuah ruangan yang luas dengan nuansa Eropa di dalamnya.

"Assalamualaikum," salamnya sembari menyembulkan kepalanya ke dalam ruangan.

Seorang pemuda tampan yang tengah berkutat pada laptopnya itu seketika berhenti dan mendongakkan kepalanya. "Wa'alaikumussalam, masuk Nes," titah pemuda itu.

Gadis itu, Queen Nesyi Gavazura yang saat ini telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang sangat cantik dan mempesona. Memasuki ruangan saat mendapat respon dari si empunya.

"Are you busy, Mr Zein?" Tanya Nesyi dengan senyum ramah.

"Nothing, what is it?"

"Aku bawa makan siang buat kamu, nih," ucap Nesyi kemudian menyodorkan kotak bekal pada Zein. Pemuda itu menerima kotak tersebut dengan senang hati.

Zein Nabiel Saekka, seorang CEO di perusahaannya yang bernama ZNS Crop yang bertempat di Hanoi, ibukota dari Vietnam. Zein saat ini menyandang status sebagai calon suami dari si bungsu Gavazura family. Mereka di jodohkan empat tahun lalu sebelum Zein menjadi seorang CEO, semua itu tentunya atas saran dari kedua belah pihak keluarga.

Awalnya Nesyi menolak dengan tegas pasal perjodohan ini, 'emang aku nggak laku apa sampai dijodoh-jodohin,' ucapnya saat itu. Berbeda dengan Nesyi, Zein malah menyetujui permintaan dari kedua belah pihak keluarga. Pemuda itu semakin senang karena tidak menolak perjodohan setelah melihat Nesyi. Pada akhirnya Nesyi juga menyetujui saran tersebut setelah mendapatkan petuah dari ketiga kakaknya, setelahnya segalanya berjalan seperti air yang mengalir. Umur keduanya pun tidak terpaut jauh, Zein berusia dua tahun lebih tua dari Nesyi.

Beralih pada Nesyi. Saat ini gadis itu juga bekerja sebagai CEO di salah satu perusahaan keluarganya yang berada di Vietnam, nama perusahaannya adalah G Corporation yang berpusat di ibukota yang dijuluki Negeri Naga Biru itu.

"Kamu masak, sendiri?" Tanya Zein tak menyangka. Nesyi mengangguk sambil tersenyum.

"Waaaah! Pasti enak banget nih masakan, calon istri," puji Zein sambil menggoda Nesyi.

"Nggak usah berlebihan," sanggah Nesyi sembari membuang muka ke arah samping, gadis itu ternyata sudah blushing.

Zein yang menyadari calon istrinya tengah blushing hanya dapat terkekeh kemudian menggelengkan kepalanya.

"Aku cobain, ya?"

"Iya,"

Zein membuka kotak bekal tersebut, rasa laparnya semakin menjadi setelah mencium baru harum makanan yang dimasak oleh Nesyi. Pemuda itu kemudian memakan makanan tersebut dengan lahab, tidak lupa juga ia berbagai pada Nesyi.

"Aku mau ngomong sesuatu," ucap Nesyi setelah mereka menyelesaikan makan siang bersama.

Zein menoleh, pemuda itu diam menunggu kalimat yang akan Nesyi ucapkan berikutnya.

"Aku mau izin pulang,"

"Pulang ke Swiss atau ke Indonesia?"

"Indonesia,"

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang