Mimpi dan Janji Rocki

10 6 0
                                    

Happy Reading✨

Kini Yuan tengah mengendarai motor CBR-nya menuju sebuah tempat yang sudah sejak lama ingin ia kunjungi. Pemakaman. Tempat mendiang kekasihnya disemayamkan.

"Hai sayang. Kamu apa kabar? Kamu baik-baik aja kan, di sana? Maaf ya aku baru bisa datang, sekarang." Tanya Yuan sembari bersimpuh dan mengusap nisan yang bertuliskan Siska Chaeri Wardhana di atasnya.

"Aku kangen tau sama kamu. Kangen banget, aku pingin ketemu kamu dan meluk kamu kaya yang biasa kita lakuin, dulu. Aku pingin denger suara kamu. Aku pingin kamu bersandar dibahu aku. Tapi aku sadar, semua itu mustahil." Lanjutnya dengan lirih dikalimat terakhir. Tanpa permisi sebulir kristal bening mengalir membasahi wajah tampan Yuan.

"Asal kamu tau, bahkan sampai hari ini aku masih belum percaya semua ini terjadi. Aku nggak nyangka bakal kehilangan kamu secepat ini, sayang." Ucapnya menangis.

Setelah berhasil menenangkan dirinya. Yuan lantas mencabuti rerumputan yang telah memenuhi makam Siska. Dengan hati-hati dan penuh ketelatenan Yuan mencabuti rerumputan tersebut, seakan takut jika ia mencabutinya terlalu kencang maka akan menyakiti kekasihnya di dalam sana.

"Ha! Maaf sayang. Maaf-maaf aku nggak sengaja. Maaf." Racaunya ketika tak sengaja mencabut sebuah rumput hingga tanahnya ikut tercabut.

Lalu Yuan memperbaiki kembali tanah tersebut hingga menjadi rapi. Memang terkesan lebay bahkan berlebihan. Tapi inilah Yuan Ranufirza Anggara. Jika pemuda itu sudah menyukai bahkan mencintai seseorang, maka ia pasti akan menjaga dan tidak akan melukai orang tersebut. Tapi sayangnya kali ini pemuda itu gagal. Ia gagal melindungi Siska kekasihnya.

"Aku bakal balas segala rasa sakit kamu, sayang. Aku janji akan buat hidup orang yang membunuh kamu itu menderita." Tekad Yuan sembari memandang makam dengan tatapan lembut.

"Aku pergi dulu ya, sayang. Besok aku datang lagi. Kamu baik-baik ya di sana. Bye sayang...." Dengan langkah yang berat Yuan kemudian meninggalkan makam tersebut.

(*^_^*)

Nesyi saat ini tengah berada di kampus. Kini gadis itu sedang menyampaikan materi persentasi bersama kelompoknya. Tentang Standar Costing.

"Kesimpulannya. Standar costing atau biaya standar adalah biaya yang diperkirakan oleh perusahaan manufaktur yang biasanya terjadi selama produksi barang atau jasa. Jumlah ini adalah yang perusahaan harapkan untuk dikeluarkan dalam proses produksi...." Jelas Nesyi sembari menutup persentasinya.

Erick. Salah satu kelompok Nesyi yang bertugas sebagai moderator berdiri. "Sekian persentasi kami, jika ada yang masih belum jelas bisa ditanyakan." Kemudian ia duduk kembali.

Seorang mahasiswi berdiri. "Perkenalkan saya Rentika Asyhari. Pertanyaan saya, apakah standar costing harus diterapkan oleh semua perusahaan? Bagaimana jika perusahaan tidak menerapakan standar costing?"

Viki berdiri setelah beberapa menit berdiskusi. "Baik, saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Rentika. Menurut kelompok kami, tidak semua perusahaan harus menerapkan standar costing. Namun, perusahaan yang berskala besar tentu saja sudah seharusnya menerapkan standar costing, karena standar costing memiliki banyak manfaat."

Kemudian diskusi itu terus berlanjut dengan berbagai pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain. Bahkan mereka sampai melakukan debat yang seru.

"Hah! Akhirnya selesai juga." Ucap Angel ketika mereka berada di kantin. "Kelompok lo keren juga, ya. Hahaha."

Nesyi membusungkan dada bangga. "Iya dong, siapa dulu orang-orangnya..." Sombongnya.

Kita Berbeda [Ending]Where stories live. Discover now