Kabar Duka

18 6 4
                                    

Annyeong haseyo yeorobun!!! Gimana puasanya hari ini? Lancarkan?

Vote dulu sebelum bacaaa....

Absen yuk siapa aja yang udah baca part-part sebelumnya....

💜

Happy Reading✨

Snakers saat ini benar-benar dibuat khawatir, pasalnya ini sudah tepat dua pekan Frengklin tidak menampakkan dirinya baik di markas, apartemen pribadinya maupun di mansionnya.

Mereka sudah mencoba untuk menelepon pemuda itu, tetapi sayangnya panggilan mereka tidak pernah terhubung. Bertanya dengan seluruh bodyguard tetapi tetap saja tidak ada.

"Kemana sih tuh, manusia batu? Nggak biasanya sampai selama ini tidak menampakkan diri." Bingung Galuh. Sejak perubahan sikap Frengklin, pemuda itu jadi mendapat julukan manusia batu.

"Gue juga pingin tau, kemana sebenarnya tuan muda Abuana itu," sambung Nathan masih terus fokus pada buku yang dibacanya. Jujur saja ia juga khawatir karena dua pekan lalu ia sempat terlibat pertengkaran dengan Frengklin, setelahnya pemuda itu pergi dan tidak pernah kembali hingga saat ini.

"Kita cari aja gimana, bos. Perasaan gue mendadak nggak enak, gini," saran Galang mendapatkan persetujuan dari yang lain.

"Gimana, Zi? Kita cari aja tuh, anak?" Tanya Raka pada sang pendiri Snakers.

Baru saja Rozi ingin mengeluarkan suara,  Marvel tiba-tiba datang dengan tergesa serta nafas yang menderu, wajahnya pun pucat pasi.

"Bos!" Paniknya memanggil Raka.

"Kenapa lo?" Tanya Galuh aneh melihat tingkah Marvel yang tidak seperti biasanya.

Marvel mulai mengatur nafasnya, tatapannya kini berubah menjadi sendu.

"Frengklin, bos, dia... Meninggal." Lapornya yang sukses membuat Rozi dan inti Snakers membeku di tempat, bahkan Nathan sudah mengalihkan perhatiannya dari buku.

"Nggak usah ngaco, lo!" Sanggah Galang tak percaya.

"Gue nggak ngaco, jenazahnya masih dalam perjalanan, mungkin bakal sampai sekitar 15 menit, lagi, Frengklin bakal disemayamkan di mansionnya, di Bali." balas Marvel.

Galang langsung lemas, pemuda itu sampai tidak bisa menopang tubuhnya hingga beringsut ke lantai, tidak mungkin sahabatnya pergi secepat inikan? Katakan kalau ini hanya sebuah mimpi buruk.

Galuh dan Rozi membantu Galang yang terduduk di lantai dengan pandangan kosong itu untuk duduk di sofa. Galuh menepuk pundak rekannya dua kali mencoba untuk menanangkan.

"Kenapa? Apa yang terjadi sampai-sampai Frengklin... Meninggal?" Tanya Raka tak habis pikir, apakah pemuda itu bunuh diri?

"Gue nggak tau pasti gimana. Yang gue tau cuma, di dalam tubuh Frengklin terdapat racun mematikan, zat arsenik." Semua orang membelalakkan matanya terkejut.

"Arsenik?" Ulang Nathan memastikan, pertanyaannya mendapat anggukan dari Marvel.

Arsenik, mendapat julukan "raja segala racun" zat ini hampir tidak terdeteksi, sehingga sangat sering digunakan baik sebagai senjata pembunuhan atau sebagai elemen cerita misteri.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang