Ending

34 3 0
                                    

Happy Reading✨

Suara derap langkah kaki terdengar di sepanjang koridor rumah sakit, mencoba secepat mungkin untuk sampai di sebuah ruangan di mana terdapat seorang pemuda yang tengah di tangani dokter di dalamnya.

"Gimana?" Tanya Nesyi ketika mereka sampai, di sana sudah ada seluruh anggota inti BlackBlood kecuali keluarganya dan Bintang yang masih berada di Austria untuk perjalanan bisnisnya.

"Masih dalam pemeriksaan," jawab Raja dengan lirih. Mendengar itu Nesyi tidak dapat membendung air matanya dan kembali menangis.

Zein membawa Nesyi pada tempat duduk di koridor itu. "Berdo'a aja, Nes. Semua pasti baik-baik, aja, serahin semuanya sama Allah,"

Nesyi semakin menangis mendengar penuturan calon suaminya itu, tanpa sadar ia menjatuhkan kepalanya pada dada bidang Zein. Zein yang mengerti hanya bisa mendekap tubuh Nesyi mencoba menyalurkan ketenangan.

Walaupun ia tidak mengerti kenapa calonnya ini bisa menangis sampai seperti itu tapi ia harus tetap memberinya semangat bukan?

"Sebenarnya ada apa? Kenapa Dhefin sampai kecelakaan?" Tanya Lion tidak mengerti.

Semua menggeleng tanda tidak tau. Jika saja pihak rumah sakit tidak mengabari, mungkin tidak akan ada satupun yang tau jika Dhefin mengalami kecelakaan.

Leo mengeluarkan ponselnya kemudian mendial nama seseorang.

"Cari tau kenapa penyebab kecelakaan, Dhefin," perintahnya pada seseorang disebrang sana.

"Baik, Pak," Sambungan dimatikan sepihak oleh Leo setelah mendengar jawaban tersebut.

Tak lama kemudian dokter yang menangani Dhefin keluar dari ruangan, sontak semua orang langsung mengerubunginya.

"Dokter gimana? Dhefin nggak apa-apa, kan?" Tanya Robin panik.

"Keluarga pasien?"

"Saya kakaknya," jawab Leo asal.

"Pasien sudah berhasil melewati masa kritisnya, tetapi karena benturan yang sangat keras dibagian kepala, membuat darah menggumpal di otak mengakibatkan pasien saat ini mengalami koma,"

Semua orang langsung lemas mendengar penjelasan dokter tersebut. Nesyi bahkan kembali menangis dan kedua sahabatnya yang kali ini mencoba untuk menenangkan gadis itu.

Sungguh perasaannya sangat hancur mendengar keadaan Dhefin, marah, kecewa, bersalah, seluruhnya bercampur aduk di dalam dirinya. Apalagi setelah kecelakaan ini terjadi karena Dhefin yang salah paham saat mereka bertemu beberapa jam lalu di mall.

"Tenang, Nes, tenang," ujar Ghina.

"Gimana gue bisa, tenang!? Gara-gara gue di kecelakaan, gue penyebab dia kecelakaan, Ghin!" Racau Nesyi masih dengan posisi memeluk Angel.

Sedangkan Angel masih senantiasa mengelus punggung sahabatnya. "Ini bukan salah, lo. Ini udah takdir, jadi jangan pernah nyalahin diri lo sendiri."

"Apa kami bisa menjenguk Dhefin, dok?" Tanya Tomi.

"Bisa tapi setelah pasien di pindahkan ke ruang rawatnya,"

"Taruh dia di ruang VVIP, dokter,"

"Baiklah,"

(*^_^*)

Hari-hari kini telah dilewati hingga tak terasa berbulan-bulan telah berlalu. Saat ini adalah tepat 10 bulan Dhefin mengalami koma.

Seluruh keluarga hadir tanpa terkecuali saat mendengar putra mereka mengalami kecelakaan, kemudian satu per satu mulai kembali pulang setelah beberapa bulan berlalu, kini hanya tinggal keluarga Gavazura, Arganeta dan para anggota inti BlackBlood dan GoldDragon serta kedua sahabat Neysi.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang