02 ✏ Kebencian?

1.6K 109 2
                                    


Saat itu Nathan masih berusia 6 tahun, saat dimana ia melihat banyak orang yang berkumpul dalam sebuah ruangan. Diingatnya dengan jelas suara ketukan palu sang hakim, suara "tuk" yang memisahkannya dari sosok sang ayah yang tak pernah menganggapnya, mulai hari itu ia tak pernah lagi melihat ayahnya.

Saat itu Nathan masih berusia 6 tahun, saat ibunya meninggalkannya. Ia ingat jelas bagaimana kerasnya ia mencoba menahan kaki sang ibu agar tak pergi meninggalkannya namun gagal. Dan hari dimana ibunya menghilang dari balik pintu yang tertutup ia tak pernah bertemu dengannya lagi.

Kemudian waktu terus berjalan, hingga dia paham bahwa dia adalah  anak yang tak diinginkan.











Nathan yang masih berusia 10 tahun, dimana satu satunya orang yang merawatnya meninggal. Neneknya meninggalkannya sendirian, dan pada saat itu pula ia kembali dipertemukan dengan kedua orang tuanya yang  telah memiliki keluarga baru masing masing.

Nampaknya, ibu dan ayahnya telah menikah lagi dengan pasangan yang masing masing telah memiliki anak, terbukti saat sang ayah kandung, memperkenalkan Nathan pada keluarga barunya, terutama kedua anak tiri nya yang saat itu berusia 15 dan 14 tahun.

"Fernanda Elzantara Zaxtar dan Dirga Abimanyu Zaxtar, anak saya" singkatnya.

Setelah memperkenalkam secara singkat kedua anak dan istri barunya yang bernama "Amelia Zaxtar" ayahnya berlalu meninggalkannya, melenggang pergi sembari merangkul bahu sang istri. Tangan kekar pria itu mengusap surai hitam anak sulungnya, dan yang berstatus ibu menggandeng tangan anak lainnya. Mereka berjalan lurus tanpa minat menoleh kebelakang,

ahh.. benar benar keluarga yang harmonis..

Sepeninggal keluarga cemara Zaxtar, ibu kandungnya pun datang menghampirinya, memperkenalkan ia pada keluarga barunya dengan niat agar Nathan tak mengusik kehidupan bahagiannya.

"Dia adalah suami saya, dan saya sangat mencintainnya" ucap sang ibu.

"Panggil saja pak Jiyo" ucap laki laki yang kini berstatus sebagai suami baru ibunya itu sambil mengulurkan tangan.

Nathan yang masih terdiam, pelan mengulurkan tangan membalas jabatan tangan orang itu, ia tersenyum canggung.

"Ini anak saya namanya Rafa anadra A. Dia tua 3 tahun dari kamu".

"Dan dia.." lanjutnya sambil menepuk punggung anak kecil berusia 6 tahun digendongannya yang sepertinya tertidur.

"Anak kandung saya".

Kening Nathan berkerut, mencoba mencerna apa maksud ibunya, ia benar benar tak paham.

"Anak kandung?" Tanyanya memberanikan diri

"Ya. Saya telah menikah dengan Jiyo jauh sebelum perceraian dan saya bahagia untuk itu"

Hancur. Sungguh tak bisa dijabarkan dengan kata kata, dunianya hancur harapan untuk kembali bersama dengan keluarganya benar benar tidak ada. Ia tau ibunya jarang berada dirumah bahkan sempat berbulan bulan tak pulang, ayahnya pun tak pernah sekedar mempertanyakan dimana ibunya berada tapi Nathan, anak berusia 10 tahun itu benar benar tak menyangka bahwa ibunya memiliki hubungan lain diluar sana.

"Ini uang untukmu. Jangan usik kehidupan kami" ujar pria tinggi dengan jas rapi tersebut, laki laki bernama lengkap Serjiyo A. meletakan 10 lembar uang berwarna merah ditangan Nanthan lalu merangkul istri yang adalah ibu kandungnya berlalu pergi meninggalkannya.

Jauh, semakin menjauh.


Awal tanpa akhir
02 ✏ kebencian?


Awal tanpa Akhir [END]Where stories live. Discover now